Kakek 80 Tahun asal Desa Durian Sembilan Tewas Diserang Gajah saat Pergi ke Kebun
Korban ditemukan sudah tidak bernyawa pada pukul 17.00 WIB sore oleh warga dan keluarganya, setelah sehari sebelumnya diketahui tidak kunjung pulang.
Penulis: Alan Nopriansyah | Editor: Ahmad Sadam Husen
SRIPOKU.COM, MUARADUA -- Seorang Kakek warga Desa Durian Sembilan, Kecamatan Buay Pemaca, meninggal dunia akibat amukan seekor gajah ketika berada di kebun kopi, Kamis (4/8/2017).
Kakek yang diketahui bernama Abdurahman (80) yang merupakan warga Desa setempat.
Korban ditemukan sudah tidak bernyawa pada pukul 17.00 WIB sore oleh warga dan keluarganya, setelah sehari sebelumnya diketahui tidak kunjung pulang.
Menurut keterangan warga, di perkebunan warga tersebut memang terdapat 5 Hewan Gajah liar namun dilindungi.
Kelima gajah tersebut kerap menyebabkan kerugian bagi perkebunan dan persawahan milik warga.

Bbahkan beberapa pondok milik warga ada yang di jungkalkan.
Korban diketahui diserang hingga tewas oleh gajah ketika ia sedang bekerja di kebun kopi.
"Sebelum memakan korban jiwa, memang sudah meresahkan mas, apa-apa dirusak, batang pohon kopi, padi disawah di rusak, bahkan beberapa pondok di kebun pun sudah dijungkalkan," ucapnya.
Dari penjelasan Haiswadi, anak korban, ayahnya sejak pagi pukul 06.00 WIB sudah pergi ke kebun kopi dan biasanya pukul 10.00 WIB sudah pulang karena tidak membawa bekal.
Akan tetapi hingga sore, ia belum juga pulang.
Melihat suaminya tak kunjung pulang, Cik Imah (75), istri korban, memberitahu anaknya bahwa ayahnya belum pulang juga hingga kini.
Khawatir karena di daerah kebun tersebut merupakan tempat gajah lewat, Haiswadi mengajak saudaranya bersama penduduk desa untuk mencari ayahnya.
Setibanya di TKP, mereka terkejut saat menemukan ayahnya sudah tidak bernyawa dengan posisi tersandar di batang pohon kopi, dengan luka dikaki sebelah kiri dan kaki sebelah kanan patah diduga akibat di injak hewan berbadan besar tersebut.
Kemudian bagian badan korban mengalami remuk, diduga dililit oleh belalai hewan tersebut.
"Di TKP ditemukan sudah tidak bernyawa mas, kaki kiri mengalami luka, sedangkan kaki kananya patah bagian badan remuk," cerita Haiswadi.

Cik Imah tidak menyangka kalau suaminya justru meninggal dunia dengan cara yang tragis.
Bahkan menurutnya, tidak ada kejanggalan yang terjadi sebelum suaminya pergi.
Memang sebelum pergi diberitahu tetangga bahwa jangan dulu pergi ke kebun karena sedang ada gajah di daerah tersebut.
Akan tetapi suaminya tidak menghiraukannya dan masih saja pergi dengan berjalan kaki, dengan jarak 2 kilometer dari rumahnya.
Camat Buay Pemaca, Tarmizi ,SE, MM, membenarkan kejadian tersebut.
Bbahkan bahkan ia telah menghimbau pada seluruh desa di kecamatan tersebut untuk berhati-hati dan tidak pergi kekebun yang dilewati gajah tersebut.
"Kita sudah berkoordinasi pada Bupati, karena kejadian ini sudah pernah menimbulkan korban jiwa dan sudah memberikan laporan," ucapnya.
Mayat korban langsung dikebumikan warga Kamis malam, sekitar pukul 22.00 WIB.
Tarmizi menambahkan sudah melaporkan pada Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Ogan Komering Ulu (OKU) Baturaja, mengenai masalah tersebut, dan masih menunggu tindakan selanjutnya dari pihak (BKSDA).
Kepala kades Desa Durian Sembilan, Syarkoni, saat di konfirmasi di rumahnya ternyata sedang dalam perjalanan dan tak bisa di hubungi.