Taaruf, Meraih Berkah Cinta dalam Berumah Tangga, Beginilah Langkah-langkah Yang Harus Dilakuan

Bila belum mampu untuk menikah maka diharapkan tidak memulai taaruf karena hal tersebut bukan untuk main-main.

Penulis: ewis herwis | Editor: ewis herwis
Ilustrasi 

1. Melakukan shalat Istikharah dengan khusyu' dan ikhlas

Meminta petunjuk kepada Allah
Meminta petunjuk kepada Allah ()

Setelah Anda mendapat data dan foto sang muslim/muslimah, lakukan shalat istikharah dengan serius, ikhlas dan sabar, agar Allah SWT memberi jawaban yang terbaik bagi Anda.

Saat shalat istikharah, usahakan jangan sampai ada kecenderungan kepada calon yang telah diberikan kepada kita, namun ikhlaskan hasilnya hanya pada Allah semata.

Luruskan niat, bahwa menikah benar-benar untuk membina rumah tangga yang sakinah mawaddah warahmah.

Dengan cara ini, biasanya Anda akan mendapatkan suatu keyakinan yang teguh dan sesuai dengan apa yang diniatkan.

2. Menentukan Jadwal Pertemuan Dengan Calon (Ta'aruf secara Islami)

Menentukan Jadwal Taaruf
Menentukan Jadwal pertemuan dengan calon taaruf

Setelah Anda mendapatkan data pribadi yang lengkap, seterusnya harus dilakukan pertemuan yang diatur oleh Murabbi (ustadz/ustadzah) masing-masing.

3. Usahakan Ajukan Pertanyaan Sedetil-detilnya dan Selengkap-lengkapnya

sjsjs

Saat pertemuan diadakan, masing-masing calon haris didampingi oleh Murabbi masing-masing.

Setelah itu para calon saling bertanya sampai selengkap-lengkapnya, mulai dari informasi pribadi, seputar keluarga, hobi, penyakit yang diderita, kekurangan, visi dan misi tentang rumah tangga, hingga pertanyaan yang sensitif sekalipun.

Pada tahap ini biasanya pihak pria maupun perempuan biasanya malu-malu dan gugup, bisa jadi karena tidak mengenal sebelumnya.

Namun kedua calon harus fokus pada pertanyaan dan harus menjawab pertanyaan sejujur-jujurnya karena mereka akan menjadi pasangan seumur hidup jadi harus mengenal pasangannya secara detil.

Bila kedua calon fokus terhadap pertanyaan dan mau menjawab dengan jujur, maka seiring waktu keadaan pertemuan taaruf tersebut akan menjadi cair.

Untuk mencapai suasana yang santai itu diperlukan peran pembimbing (ustadz/ustadzah) yang harus memberikan keluasan dan memberi motivasi kepada kedua calon untuk bertanya tanpa malu-malu.

Bisa juga dengan diselingi humor agar suasana tidak menjadi kaku dan terlalu serius.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved