Ternyata Kebiasaan Alay Memotret Makanan Sudah Ada Sejak 5 Abad Silam, Ini Faktanya

Hei hei siapa sih di zaman sekarang ini yang kalau mau makan harus di potret dulu? Hampir semua orang mungkin begitu ya?

Penulis: Salman Rasyidin | Editor: Salman Rasyidin
Ist
potret1 

Kebiasaan Alay Memotret Makanan Sudah Ada Sejak 5 Abad Silam, Nggak Percaya?, Coba Telusuri!!

SRIPOKU.COM -- Hei hei siapa sih di zaman sekarang ini yang kalau mau makan harus di potret dulu?

Hampir semua orang mungkin begitu ya? Bahkan tidak hanya digandrungi yang muda-muda, yang tua tua pun ikut latahan.   y  

Haha yaa karena itu memang udah jadi kebiasaan manusia sekarang.

Kini banyak banget orang yang hobi pamer foto dan video makanan mereka di media sosial tetapi bahkan ada jugaloh beberapa orang yang sedikit ilfil dengan kebiasaan seperti itu.

Karena menurut mereka itu adalah kebiasaan yang alay dan terlalu lebay untuk dilakukan.

Baca:

Alamak! Minta Bos TV Otis Hahijary Nikahi Ayu Ting Ting, Komentar Netter Ini Bikin Heboh!

 7 Kali Naik Haji, Saat Meninggal Jenazah Wanita Ini Tak Diterima Bumi, Ternyata Sering Begini

Jadi Korban Kekerasan saat Pacaran hingga tak Lagi Eksis, Begini Kabar Terbaru Ardina Rasti!

Eitss, tapi jangan salah loh guys, karena kebiasaan itu ternyata sudah ada sejak 5 abad silam atau sekitar 500 tahun lalu.

Berdasarkan studi pada lukisan Eropa dan Amerika, terungkap bahwa sejak 500 tahun lalu banyak pelukis yang gemar mendokumentasikan makanan mereka, sama seperti manusia masa kini yang gemar sekali memotret makanan dan mengunggahnya di akun media sosial mereka.

potret2
Ilustrasi (ist) 

Seperti  yang dirilis  softbulldog.com  Studi yang dipublikasikan di Sage Open ini menyatakan bahwa pelukis sejak setengah milenium yang lalu gemar mendokumentasikan makanan mewah.

Dan uniknya lagi, makanan mahal tersebut dibeli bukan untuk dimakan akan tetapi hanya untuk dipotret saja. Kesamaan antara lukisan tersebut dan foto-foto di media sosial saat ini adalah mereka hanya menampilkan makanan-makanan yang penuh cita rasa.

Seringkali berupa makanan seperti kerang atau hidangan pastry lainnya.

Peneliti yakin bahwa pelukis masa itu sengaja mendokumentasikan makanan mewah mereka untuk dijadikan inspirasi sehingga pelukis berhasil menciptakan lukisan estetika yang sangat menakjubkan.

Baca:

Mau Rasakan Ektrak Kobra, Kejadian Mengerikan Menimpa Pria Ini, Kesalahan Kecil Buatnya Menyesal

Wow! Pasangan Ini Bisa Orgasme 18 Jam Hanya dengan Beginian atau Menyentuh Bagian Ini

Menikahi Pria Terjelek Gadis Cantik Ini Menolak Berhubungan Intim Tapi 1 Tahun Kemudian, Ternyata

Istilah ‘food porn’ atau yang lebih sering dikenal dengan hashtag dari foto-foto makanan favorit sang pengupload itu juga sering digunakan sebelum mereka menguploadnya di akun media sosial.

Temuan dari studi terbaru Cornell University Food dan Brand Lab mengatakan bahwa trend ‘food porn’ sudah ada sejak tahun 1500 M atau sudah ada sejak 500 tahun yang lalu.

Menurut Brian Wansink, ketua dari penulisan studi dan pengarah Food dan Brand Lab, fenomena food porn di media sosial adalah bukti bahwa dunia telah menggila dan di luar kendali.

“Namun ini bukanlah hal baru. Para seniman dulu telah melukiskan makanan berdasarkan hasrat bukan realita yang ada,” ujarnya.

potret3
Ilustrasi (Ist)

“Lukisan dari zaman Michelangelo diisi dengan makanan dan bahan makanan seperti garam, sosis, dan banyak roti,” kata Brian Wansink dari Cornell Food dan Brand Lab.

Produk susu yang paling banyak dilukis adalah keju sementara sayuran yang paling umum dilukis adalah artichoke, buah yang paling sering digambar adalah lemon dan daging yang paling muncul dalam lukisan adalah kerang atau lobster.

Tidak hanya di zaman dulu, sekarang inipun banyak orang yang mengabadikannya dikarenakan kemajuan teknologi digital yang membuat kebiasaan mengabadikan gambar untuk diposting ke berbagai akun media sosial semakin lazim dilakukan.

Ternyata kebiasaan alay itu memang sudah ada sejak dulu toh.

Yaa berarti wajar ajalah yaa kalau zaman sekarang ini banyak banget yang melakukannya.

Tapi ingatya guys, hal itu boleh-boleh saja dilakukan, asalkan bermanfaat. Contoh tuh pelukis diatas ya. Boleh pamer asal memiliki manfaat yang bisa dicontoh banyak orang, okee.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved