Aku Tak Mampu Bayar Mahar Pengantin. Akhirnya Aku Zinahi Calon Istriku, Sampai Kejadian Itu
Di suatu daerah perumahan di pinggiran kota, ada satu pasangan berlainan jenis ingin pergi berkencan. Si pria datang untuk menjemput si wanita pujaan
Penulis: Candra Okta Della | Editor: Candra Okta Della
Si Pria: Berapa itu buk?
Ibu Gadis: Kira-kira Rp 80 juta
Si Pria: (Astaga, dari mana mendapatkannya? Aduh...) Tingginya buk, tidak bisa rendah lagi kah?
Bapa Gadis: Itu nasib kamu, kamu yang ingin menikahi anak kami. Dia juga satu-satunya anak perempuan kami, bolehlah harganya mahal sedikit.
Si Pria hampir hilang akal ketika disebutkan harga si gadis itu. Tapi si pria mengeluarkan pertanyaan-pertanyaan untuk menurunkan harga si gadis.
Si Pria: Emm .. Kenapa anak bapak, tidak pakai jilbab?
Bapa Gadis: Itu cobalah tanya sama ibunya
Ibu Gadis: Ehh. bapak lah. Kenapa juga saya. Bapak yang seharusnya didik anak.
Bapa Gadis: Saya kan kerja. Mana ada waktu.
Si Pria: (Aduh, jadi ribut nanti) Ehh-ehh. Bapak-Ibu, kita lupakan dulu pertanyaan tadi, sebab kalau ikut ibu pun tidak memakai jilbab juga. Maksudnya lebih kurang sama lah. Boleh bertanya lagi? Apa anak bapak pintar memasak?
Bapa Gadis: Hmm... Boro-boro masak. Tahu-tahu bangun tidur jam 12 lebih, bukan bangun pagi itu, tapi bangun siang. Terus makan siang.
Ibu Gadis: Apa lah ayah ini, orang ini ingin jadikan anak kita istrinya, dia malah cerita yang jelek-jelek.
Bapa Gadis: Ibunya pun sama, suka bangun kesiangan juga.
Ibu Gadis: Ayahnya!
Si Pria: (Bengong, yang itu pun diceritakan) Hehe .. Baik. Pertanyaan lain, bisa tidak dia baca AlQuran?