Jika Suamiku Punya WIL, Aku pun Punya Selingkuhan, Awalnya Hanya Balas Dendam Lama-kelamaan. . .
Banyak sekali kisruh rumah tangga harus berakhir di pengadilan tinggi agama. Salah satu pemicu terjadi
Meskipun aku istri sah, aku tidak mungkin memisahkan mereka, salah-salah justru aku yang diceraikan.
Kalau harus bercerai tentu aku masih pikir-pikir.
Di kota ini aku sendiri, orang tua dan keluargaku tinggal di Jawa, mereka tahunya aku bahagia dan bergelimang harta, mereka sama sekali tidak tahu kalau suamiku tukang selingkuh.
Kalau bercerai apa yang harus kukatakan kepada mereka, dan bagaimana aku hidup?
Aku tidak punya keahlian dan tidak biasa bekerja.
Selama ini suamikulah yang menjadi tulang punggung keluarga.
Beruntung kami belum memiliki anak.
Karena itulah aku berusaha mempertahankan keluargaku.
Mas Erwin juga berjanji akan memenuhi kewajibannya sebagai suami asalkan aku tidak menuntut cerai dan tidak meributkan pernikahannya itu
Jadi aku menerima permintaan mas Erwin, tentu saja dengan segudang persyaratan yang harus dipenuhinya.
Menurutku, itu lebih baik daripada berpisah yang akhirnya justru merugikanku sendiri.
Dan jadilah aku memiliki madu, meskipun kami tidak pernah bertemu aku tahu suamiku sering ke rumah perempuan selingkuhan itu.
Terus terang aku sangat marah jika sedikit saja mendengar suamiku telponan dengan dia.
Selama dia di rumahku dia tidak boleh berhubungan dengan wanita itu.
Dan tepat ketika suatu hari, suamiku berangkat ke Sumatera bersama istri simpanannya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/palembang/foto/bank/originals/selingkuh_20170701_125248.jpg)