Didatangi Wanita Hamil, Dokter Syok Lihat Kondisi Bayi dalam Perut Sudah Begini
Bagi sebagian orang, berbicara tentang kehamilan menjadi salah satu topik yang cukup menarik.
Penulis: Ahmad Sadam Husen | Editor: Ahmad Sadam Husen
SRIPOKU.COM, RUSIA -- Bagi sebagian orang, berbicara tentang kehamilan menjadi salah satu topik yang cukup menarik.
Betapa tidak, membahas proses tubuh seorang manusia yang bisa menciptakan sosok kecil berupa seorang bayi tentu menjadi hal yang sangat menarik untuk dibahas.
Beberapa waktu yang lalu, tepatnya pada Maret 2017, kisah kehamilan yang cukup mengejutkan datang dari negara Rusia.
Seorang wanita bernama Emily (Bukan nama sebenarnya) menceritakan pengalamannya ketika memeriksakan kandungannya di sebuah rumah sakit yang berlokasi di Barnaul, bagian barat Siberia, Rusia.

Saat memeriksakan kandungannya, Emily mengaku jika saat itu usia kandungannya 41 minggu.
Namun sebelum pergi ke dokter kandungan, Emily mengaku kalau ia sama sekali tak pernah pergi ke dokter kandungan.
Bagi Emily, dirinya tidak pernah percaya dengan hal-hal berbau kesehatan dan medis.
Hal inilah yang menyebabkan dirinya tidak pernah mendapat pemeriksaan medis selama masa kehamilannya.
Saat dirinya menyadari kalau bayinya tak mau keluar, saat itulah dirinya baru sadar kalau dia butuh bantuan.
Saat diperiksa, betapa terkejutnya Emily.
Bayinya yang seharusnya berada di dalam rahim malah berada di bagian rongga perutnya.

Kondisi yang ia alami disebut Ectopic Pregnancy, dimana kondisi telur yang sudah dibuahi justru menempel di bagian luar rahim, dimana biasa menempel di tuba fallopi, atau dalam kasus Emily, menempel di rongga perut.
Sayangnya, angka kemungkinan bayi selamat dalam kasus seperti ini justru sangat kecil sekali.
Saat dokter menemukan hal mengejutkan ini, Emily langsung dilarikan ke rangan operasi.
Proses untuk melahirkan bayi Emily pun terbilang sangat beresiko, baik bagi Emily maupun si jabang bayi.
Tak hanya itu, angka bayi yang berhasil selamat dalam kasus ini pun terbilang sangat kecil.
Proses operasi cesar pun diperlukan untuk proses kelahiran yang disebabkan oleh kehamilan ektopik, karena mengeluarkan plasenta bisa menimbulkan risiko pendarahan yang tinggi pada ibu.

Proses yang dijalani Emily pun memakan waktu dua jam, lebih lama daripada proses cesar yang biasanya dilakukan.
Saat bayi perempuan Emily berhasil dilahirkan, para tim dokter justru melihat sebuah fenomena yang sangat menyentuh hati.
Tak hanya bisa bernafas, bayi ini terlahir dalam kondisi sempurna dengan berat badan hampir 4 kilogram.

Emily pun memberi nama putrinya Veronika, yang berarti "Kemenangan".
Cerita kehamilan Emily yang tidak biasa pun dengan cepat menjadi viral di Rusia.
Mengaku kapok, Emily, yang awalnya tak pernah percaya dengan hal berbau medis, tak lama mengatakan kalau nanti dirinya hamil lagi, dia pasti akan memeriksakannya ke dokter secara teliti.
VIDEO :

SRIPOKU.COM-- Soal mati tidak ada yang tahu, sampai ajal itu mendatangi. Apakah melalui sakit, kecelakaan, atau jalan Tuhan untuk membawa kematian kepada manusia.
Namun cerita nyata berikut ini, mungkin salah satu kebesaran Tuhan.
Seorang perempuan muda yang tengah hamil tiga bulan bangun kembali dan berteriak minta tolong, sehari setelah ia dinyatakan meninggal dan dikuburkan oleh keluarganya.
Seperti yang dilansir dari Daily Mail, sebuah video menunjukkan beberapa anggota keluarga berusaha membongkar kembali makam Neysi Perez (16).
Salah satu kerabat yang berusaha mengeluarkan Neysi Perez menemukan bahwa kaca peti mati itu rusak dan jari-jari saudaranya itu memar.
Sayangnya setelah berbagai upaya dilakukan gadis itu tetap tidak selamat dan ia kembali dimakamkan di makam yang sama.
Neysi Perez asal La Endtrada, bagian barat Honduras yang tengah hamil tiga bulan dilaporkan jatuh tak sadarkan diri setelah terbangun malam hari untuk pergi ke toilet.
Toilet itu berada di luar rumahnya.
Diyakini ia terjatuh karena panik setelah mendengar suara ledakan tembakan.
Saat terjatuh dan tidak sadarkan diri mulutnya mengeluarkan busa.
Keluarga percaya putri mereka mengalami hal ini karena kerasukan roh jahat.
Kerabat Neysi Perez menceritakan bagaimana pemuka agama lokal berusaha mengeluarkan roh jahat keluar dari tubuh Neysi Perez.
Wanita ini kemudian dilarikan ke rumah sakit dan dinyatakan meninggal setelah tiga jam tenaga medis coba menyelamatkannya.
Neysi Perez kemudian dimakamkan dengan mengenakan baju pengantin yang dipakainya saat menikah.
Sehari setelah pemakamannya, sang suami Rudy Gonzales mengunjungi makam istrinya.
Saat berkunjung ia mendengar suara benturan dan jeritan dari dalam makam beton tersebut.
Dalam rekaman tampak keluarga berusaha sekuat tenaga untuk membongkar makam tersebut menggunakan palu besar lalu membuka peti mati untuk mengeluarkan Neysi Perez.
"Saya sangat terpukul dengan kepergiannya. Belahan jiwaku pergi begitu cepat. Saat mengunjungi makam, saya meletakkan tangan di pusaranya lalu kemudian mendengar suara."
"Saya mendengar suara istri saya menjerit minta tolong. Itu sehari setelah kami memakamkannya. Saya tidak bisa percaya itu," ujar Rudy Gonzales kepada televisi Primer Impacto.
Petugas pemakaman mengatakan ia juga mendengar suara-suara datang dari pemakaman.
Namun ia meyakinkan dirinya bahwa suara itu berasal dari tempat lain.
Ia tidak pernah membayangkan bawa ada seseorang yang hidup di dalam sana.
"Sore itu suami gadis tersebut datang dan memohon pada saya untuk mengeluarkan istrinya karena ia masih hidup. Dia histeris lalu semua keluarga datang dan menerobos ke pemakaman meneriakkan namanya," tuturnya.
Setelah berhasil dikeluarkan Neysi Perez kemudian dilarikan ke rumah sakit terdekat di San Pedro Sula.
Meskipun petugas medis sudah berusaha untuk menyelamatkannya, gadis itu dinyatakan meninggal dan kembali dimakamkan di tempat yang sama.
"Kam sudah melakukan berbagai rangkaian tes tapi gadis itu sudah meninggal. Mereka kemudian kembali membawanya dengan peti mati ke pemakaman," sebut Dr Claudia Lopez.
Dokter percaya Neysi Perez mungkin mengalami serangan panik yang cukup parah dan membuat aktivitas jantungnya berhenti sementara.
Hipotesis lain adalah remaja itu mengalami serangan cataplexy.
Dimana fungsi otot tiba-tiba berhenti.
Biasanya dipicu karena stimulus emosional yang kuat seperti stres atau takut.
Ia mungkin kemudian meninggal karena kekurangan oksigen setelah terbangun di dalam peti mati yang tertutup.
Sepupu gadis itu, Carolina Perez mengatakan saat mengangkat tubuh saudaranya ia meletakkan tangannya di tubuh Neysi dan merasakan tubuh saudaranya itu masih hangat.
"Ada goresan di dahi dan jari-jarinya tampak memar. Ia seperti berusaha untuk keluar dari dalam peti dan melukai dirinya sendiri," cerita Carolina.
Ibu Neysi Perez, Maria Gutierrez percaya bahwa putrinya dikubur hidup-hidup dan menyalahkan petugas medis yang terlalu cepat menyatakan putrinya meninggal.
"Dia tidak terlihat seperti meninggal. Bahkan sehari setelah dimakamkan tubuhnya masih normal. Mayatnya tidak mau dan ia tampak seperti tidur nyenyak. Tubuhnya masih fleksibel. Itu tidak mungkin jika ia sudah meninggal berjam-jam," sebutnya.
"Saya pikir kami akan mendapatkan anak kami kembali," sesalnya. (*)