Ramadan 2017

Wow! Ternyata Ini Hikmah Puasa yang Jarang Diketahui, Dahsyat Banget

Adapun ibadah-ibadah yang lain akan diberikan ganjaran sesuai dengan niat pelakunya dimana satu kebaikan akan dibalas dengan sepuluh kali lipatnya hin

Penulis: Candra Okta Della | Editor: Candra Okta Della
IST
Ilustrasi berdoa 

Balasan pahala itu langsung berasal dari sisi Allah ‘azza wa jalla. Artinya tidak ada yang mengetahui besarnya kadar balasan puasa kecuali Allah.

Adapun ibadah-ibadah yang lain akan diberikan ganjaran sesuai dengan niat pelakunya dimana satu kebaikan akan dibalas dengan sepuluh kali lipatnya hingga tujuh ratus kali lipat dan bahkan banyak sekali kelipatannya, kecuali untuk puasa.

Karena besarnya pahala puasa tidak bisa diukur dengan jumlah atau bilangan tertentu.

Karena puasa adalah bentuk kesabaran. Dia bersabar dalam meninggalkan makanan, minuman, haus, dan lapar. Sementara Allah berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya akan disempurnakan pahala/balasan bagi orang-orang yang sabar itu tanpa ada perhitungan”.

Adapun amal-amal yang lain pahala dan balasannya ditentukan dengan perhitungan/hisab. Bisa jadi banyak, dan bisa jadi sedikit.

Adapun puasa, maka tidak ada yang mengetahui kadar pahalanya selain Allah semata. Maka ini pun menunjukkan kepada keutamaan puasa.

Yaitu tidak ada yang bisa mengetahui besar dan ukuran balasan yang diberikan untuknya kecuali Allah subhanahu wa ta’ala. “Puasa itu untuk-Ku dan Aku lah yang akan langsung membalasnya”.

Selain itu, pada ibadah-ibadah lain bisa dengan mudah dimasuki syirik. Doa, ia pun dimasuki syirik. Dimana seorang itu berdoa kepada selain Allah.

Demikian juga sedekah, ia bisa disusupi oleh riya’. Sholat juga bisa disusupi oleh riya’. Akan tetapi puasa, maka ia tidak disusupi oleh riya’.

Karena puasa adalah sesuatu yang bersifat rahasia antara hamba dengan Rabbnya. Puasa tidak bisa tampak pada pelakunya sebagaimana halnya keadaan amal-amal lainnya yang dengan itu akan bisa membuka pintu riya’.

Puasa adalah amalan yang rahasia antara hamba dengan Rabbnya, sehingga tidak bisa dimasuki riya’.

Demikian pula, orang-orang musyrik biasa mendekatkan diri kepada berhala-berhala dengan sembelihan dan nadzar, doa, istighotsah, mereka mempersekutukan Allah dalam segala bentuk amalan, adapun puasa maka ia tidak tersusupi dan tidak dimasuki oleh syirik.

Oleh sebab itulah Allah menyatakan, “Puasa itu untuk-Ku dan Aku lah yang membalasnya”. Ini artinya puasa tidak bisa disusupi oleh syirik. Inilah salah satu keistimewaan yang ada dalam ibadah puasa.

Tidak ada ceritanya orang-orang musyrik dahulu berpuasa untuk berhala-berhala mereka. Tidak ada kisahnya para pemuja kubur melakukan puasa untuk kubur; mendekatkan diri kepadanya dengan puasa.

Sementara di saat yang sama mereka suka mendekatkan diri kepada sesembahan-sesembahan mereka itu dengan berdoa, mempersembahkan sembelihan, nadzar, dan lain sebagainya. Ini merupakan bukti keistimewaan puasa dibandingkan seluruh amal.

Sehingga Allah mengatakan, “Puasa adalah untuk-Ku dan Aku lah yang akan membalasnya”.

Kemudian Allah menjelaskan mengapa orang yang berpuasa itu rela meninggalkan makanan, minuman, dan syahwatnya, yaitu, “Karena Aku”.

Artinya puasa itu dilakukan semata-mata karena Allah. Ini adalah niat yang samar. Tiada yang mengetahui hal itu kecuali Allah subhanahu wa ta’ala.

Semoga Allah memberikan taufik kepada kita semuanya guna menggapai apa yang dicintai dan diridhai-Nya.

Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi kita Muhammad, keluarga, dan segenap sahabatnya. (*)

Sumber: Sriwijaya Post
Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved