Ramadan 2017
Wow! Ternyata Ini Hikmah Puasa yang Jarang Diketahui, Dahsyat Banget
Adapun ibadah-ibadah yang lain akan diberikan ganjaran sesuai dengan niat pelakunya dimana satu kebaikan akan dibalas dengan sepuluh kali lipatnya hin
Penulis: Candra Okta Della | Editor: Candra Okta Della
Bukan hal ini maksud utama darinya, akan tetapi sesungguhnya yang dituju adalah buah dari puasa itu dalam diri hamba.
Oleh sebab itu Allah berfirman, “Mudah-mudahan kalian bertakwa”.
Hal ini menunjukkan bahwa puasa merupakan sebab menuju ketakwaan kepada Allah subhanahu wa ta’ala.
Dan ini merupakan faidah yang terbesar dari ibadah puasa.
Yaitu bahwasanya puasa akan menumbuhkan ketakwaan, sementara takwa adalah maqam / tingkatan ibadah yang paling tinggi.
Takwa adalah kalimat yang mencakup segala kebaikan. Karena dengan puasa, seorang hamba akan menjauhi maksiat dan keburukan, menjauh darinya, dan bertaubat dari dosa yang telah lalu.
Hal itu dikarenakan dia menyadari bahwa maksiat akan merusak puasa bahkan bisa menyebabkan lenyapnya semua pahala puasa.
Sehingga dia akan letih dan capek tanpa mendapatkan faidah apa-apa. Oleh sebab itu, seorang yang sedang puasa akan berusaha menjauhi maksiat.
Dan hal ini adalah suatu hal yang bisa dirasakan dan dilihat.
Orang yang berpuasa berbeda dengan orang yang tidak puasa. Orang yang puasa akan membatasi dan meminimalisir maksiat dari segala indera yang dia miliki.
Karena puasa akan membatasi dirinya dari hal itu. Berbeda dengan kondisi orang yang tidak puasa, karena kekuatan badan dan syahwatnya akan membawa dirinya untuk cenderung mengikuti keinginan syahwat dan hawa nafsu.
Lain dengan orang yang puasa, maka puasa itu akan membentenginya dari maksiat-maksiat ini dan membuahkan ketakwaan kepada Allah di dalam dirinya.
Kalau begitu, puasa yang tidak memberikan buah dan bekas positif pada pelakunya maka sebenarnya ini bukanlah puasa yang sebenarnya.
Maka hendaknya setiap muslim melihat pada dirinya sendiri, apabila puasa itu bisa menghalangi dirinya dari maksiat dan melembutkan hatinya dengan ketaatan, membuatnya membenci kemaksiatan, dan menggerakkan ketaatan, maka itu berarti puasanya benar dan menghasilkan manfaat.
Adapun apabila sebaliknya maka itu berarti puasanya tidak bermanfaat.
