Gajah di PLG Desa Muarapadang Jalur 21 Banyuasin Dilatih Memadamkan Titik Api
Diintruksikan untuk keluar masuk hutan dengan membawa mesin pompa memadamkan titik-titik api di dalam hutan yang sulit dijangkau oleh manusia.
Penulis: Odi Aria Saputra | Editor: Tarso
SRIPOKU. COM, PALEMBANG-- Pusat penangkaran gajah ternyata tak hanya berada di Taman Nasional Way Kambas Lampung.
Di provinsi Sumsel atau tepatnya di desa Muara Padang jalur 21 Banyuasin rupanya juga terdapat Pusat Pelatih Gajah (PLG).
Di atas lahan seluas 88 ribu hektare yang ditumbuhi oleh semak belukan dan ilalang terdapat 30 ekor gajah yang terdiri dari 24 gajah dewasa dan enam anakan dipelihara dengan baik oleh para pawang-pawangnya.
Di sana para gajah tak hanya dikembangbiakkan saja. Tetapi hewan mamalia yang berumur panjang seperti manusia itu juga diajarkan beberapa pertunjukkan hingga membantu petugas untuk memadamkan api di dalam hutan.
Ketika awak media melakukan kunjungan media field visit Bon Challenge, Kamis (20/4) puluhan ekor gajah nampak melakukan atraksi memukau kepada para tamu yang datang. Para gajah yang semula berkumpul dalam kelompok besar seketika langsung mendekat ketika masing-masing pawang memanggil nama mereka.
"Tulus, Gaban kemari-kemari," teriak para pawang memanggil beberapa nama gajah.
Setelah para gajah mendekat baru sang pawang mengintruksikan untuk bersalaman lalu sedikit bergoyang kemudian mengajak para tamu berkeliling di atas punggunya.
Kendati baru pertama kali bertemu dengan media namun gajah menggemaskan itu seakan langsung bersahabat dengan melayani manusia lewat atraksinya.
Kasub Satgas PLG, Jumiran bercerita Eko Wisata PLG Muara Padang sudah berdiri sejak tahun 1989 yang dimana sebelumnya terdapat di dua tempat yakni Muara Padang dan Sebokor. Gajah-gajah yang berada di sana dahulu merupakan penghuni di Penhangai Merapi Selatan Lahat.
"Dahulunya gajah-gajah ini merupakan hewan liar yang suka meresahkan warga lalu kita jinakkan," ujarnya.
Namun saat ini pihaknya tak lagi menjinakkan gajah liar, tetapi lebih kepada untuk mengembangbiakkan saja. Dengan harapan setiap tahun populasinya bertambah sepuluh persen.
Selain itu, tugas gajah yang berada di PLG juga untuk mengusir gajah liar masuk ke pemukiman warga lalu merusak lahan-lahan perkebunan.
"Target kita tiap tahunnya populasi gajah bertambah sepuluh persen. Dengan demikian kita juga dapat meningkatkan fasilitas lain untuk menjadikan tempat ini ekowisata alami gajah," harap dia.
Ia mengungkapkan, pernah mengalami kejadian menarik ketika berugas mengusir gajah liar pada tahun 2000 an saat masuk ke kawasan penduduk.
Dengan rasa harap-harap cemas Jumiran bersama rekan harus bertarung dengan rombongan besar hingga 60 ekor saat sedang berkelana melintasi hutan di Sumatera.
"Rasanya itu campur aduk. Ngeri-ngeri sedaplah. Bayangkan jumlah mereka 60 ekor harus kita taklukan dengan 4 ekor gajah pikat saja lalu digiring ke tempat aman dari manusia," ungkapnya.