Umpan Helmi Disegani Rival Pemancing di Kolam
Sayangnya, Helmi dengan mengumbar senyum lebar, enggan menyebutkan apa rahasia sehingga dirinya bisa dengan mudah kerap memenangkan perlombaan mancing
Penulis: Abdul Hafiz | Editor: Ahmad Sadam Husen
Barulah sejak 1997, ia mancing di Bagan, Sungsang. Bisa dua kali dalam sebulan dihabiskan waktunya menuruti hobi ini.
"Kalau yang besar itu dapat ikan Pari yang besar 25kg. Enaknya mancing di situ bisa sekalian pemandangannya melihat nelayan nangkap ikan dengan jaring nelayan yang dinamakan triman. Kalau di Bagan, kita bawa makanan bisa makan bersama dengan wong Bagan. Masak bersama. Mancing siang-malam. Kalau berangkat Sabtu Pagi. Pulangnya Minggu sore," jelas Helmi yang sehari-harinya bekerja sebagai Supervisor Gudang Penerimaan PT. Pusri Palembang.
Sekitar setahun terakhir, ia mancing trooling di karang-karang kawasan Sungsang, Selat Bangka. Kalau trooling di Sungsang, berangkat habis Maghrib malam Sabtu, pulangnya Minggu malam.
Kalau trooling dengan umpan minnow buatan Rapal, kerap meraup Ikan Tenggiri Barakuda, Giant Traveli yang paling banyak. Ini pakai tim yang tergabung dalam Rubah Fishing Club yang diprakarsai Rudi Martin, Basahil (Manghok), dan Helmi yang sekarang sudah memiliki anggota 20 orang. Helmi mengaku merasa puas pernah mendapatkan ikan GT beratnya mencapai 16 kg.
"Satu kali trip, tim dengan tiga orang pernah dapat 36 ekor ikan. Lebih dari 100 kg totalnya.
Mancing di Laut Butuh Persiapan Matang, Lebih Menantang
Dari empat jenis lokasi pemancingan yang masing-masing memiliki keunikan, memancing di laut dirasakan yang butuh persiapan matang dan lebih menantang bagi para mancing mania.
"Baik itu mancing di lebak, rawa, sungai, kolam, maupun di laut semuanya memiliki keunikan masing-masing. Ada keunikan tersendiri. Hanya saja untuk mancing dilaut memiliki tantangan dan persiapannya harus lebih matang," ungkap sang jawara mancing mania, Helmi.
Mulai dari umpan yang satunya saja butuh biaya Rp 230 ribu, dan minimal harus disiapkan 5 buah. Belum lagi peralatan pancing, kenur (benang pancing), reel (keran), dan stik. Bisa sampai Rp 5 jutaan.
Kalau mancingnya di Sungsang mesti menyewa kapal khusus pemancingan berikut umpan udang biayanya Rp 2 juta. Kapal pun digunakan selama dua hari dua malam.
"Fisik juga harus prima. Bagi yang belum biasa mancing di laut agar membawa obat anti mabok, serta obat lainnya untuk pertolongan pertama," pesan Helmi.
Helmi sendiri mengoleksi stik pancing paling tidak ada 15 buah. Karena menurutnya, untuk mancing di rawa, kolam, sungai, laut itu berbeda-beda.
"Lain medan lain tantangan. Yang di rawa pancing yang panjang. Kalau di kolam cukup yang kecil. Yang di Sungai pancing yang lebih besar. Sedangkan di laut, pancingnya yang memang harus gagah," ujarnya.
Suka duka mancing, diakuinya, senangnya tentu banyaknya strike dan banyaknya hasil tangkapan. Apalagi ketika mendapatkan ikan-ikan monster. Sedangkan dukanya ketika diserang badai di tengah laut. "Kita mesti tenang dan mempercayakan dengan kemampuan Kapten Kapal," ujarnya.
Puas Ketika Sentakan dan Menghajar Predator Laut