Konsep Studio Dinilai sebagai Tempat Mesum Terselubung, Izin Studio 6 CGV Dibekukan
Di studio ada kasur, tempat tidur dilengkapi dengan bantal dan selimut serta sebuah meja kecil.
Penulis: Yuliani | Editor: Sudarwan
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Sempat heboh di akun jejaring sosial terkait promo salah satu studio eksklusif milik bioskop CGV kompleks Sosial Market (Soma) di Jalan Perintis Kemerdekaan beberapa waktu lalu, kali ini Wakil Walikota Palembang Fitrianti Agustinda langsung melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke bioskop tersebut.
Hal ini dilakukan menyusul banyaknya pro kontra terhadap salah satu studio, yang diduga memiliki satu kamar dengan konsep yang mengundang perbuatan asusila.
Studio yang diketahui memiliki sekat khusus seperti kamar ini terletak paling ujung dengan nomor 6.
Dengan didampingi Ketua MUI, Kasat Pol PP dan jajaran SKPD lainnya, adik kandung Romi Herton ini langsung menuju bioskop yang belum lama beroperasi tersebut.
Sebelumnya satu per satu studio di bioskop tersebut dicek untuk memastikan adanya dugaan satu studio dengan konsep tidak biasa.
Alhasil Wawako menemukan satu studio tepatnya studio 6 dengan kelas VIP dan memang berbeda dengan studio lainnya.
Setelah memasuki studio tersebut Wawako dan rombongan dibuat terperangah saat melihat konsep tempat duduk yang berbeda dengan bioskop pada umumnya.
Lazimnya, ruangan bioskop menggunakan kursi sebagai tempat duduk, namun khusus di studio 6 ini menggunakan kasur atau mirip tempat tidur yang diperuntukkan 2 orang penonton.
Tak hanya tersedia kasur, tempat tidur tersebut juga dilengkapi dengan bantal dan selimut serta sebuah meja kecil.
Bahkan satu tempat tidur terpisah dari tempat tidur lainnya, dan inilah yang membuat konsep pada studio bioskop ini dinilai mengundang kemaksiatan.
Spontan Wawako dan rombongan dibuat berang melihat kondisi tersebut.
Finda langsung memanggil penanggungjawab bioskop dan meminta keterangan.
"Saya minta penjelasan pak, kenapa konsepnya seperti ini? Kalau seperti ini bukanya mau nonton, tapi bisa digunakan untuk hal yang tidak kita inginkan," ucap Finda kepada penanggung jawab bioskop.

Penanggungjawab bioskop berdalih konsep ini sengaja dibuat untuk memanjakan para penonton agar bisa santai, apalagi untuk para keluarga.
Namun pernyataan tersebut langsung dibantah Wawako.
"Apakah bapak bisa meyakinkan yang menonton disini semuanya pasangan suami istri? Bagaimana kalau muda mudi yang menonton? Mau apa mereka disini?Kami Pemerintah Kota Palembang sangat miris dengan hal ini, saya tidak mau tahu, mulai hari ini studio 6 CGV ini ditutup untuk sementara sebelum merubah konsep tempat duduknya, kalau masih dibuka paksa, kita akan cabut izinnya," ancam Finda.
Penanggungjawab bioskop pun tidak bisa berbuat banyak dan berjanji akan menuruti perintah Wawako dan akan segera merubah konsep bioskopnya.
Tak butuh waktu lama, Finda pun langsung memerintahkan kepada Pol PP untuk membuat line pembatas pada satu studio tersebut, sementara studio yang lainnya tetap diizinkan beroperasi, karena dinilai tidak menyalahi aturan.
"Kita segel dulu studio 6 ini, kita minta Pol pp hari ini juga buat line pembatas, dan terus kita awasi. Kalau mereka masih membandel, apa boleh buat bisa kita cabut izin usahanya, ini sungguh tidak pantas, seolah-olah kita melegalkan hal-hal seperti ini, makanya kami sangat tegas," terang Finda.
Sementara itu, pengelola bioskop CGV, Edi mengatakan, jika apa yang ada di dalam studio 6 tersebut, sudah sesuai ijin yang diajukan kepada Pemkot Palembang.
Edi pun berkilah, jika studio bioskop velvet ini, tak hanya ada di kota Palembang, namun juga sudah hadir di beberapa kota besar di Indonesia.
"Inikan bukan yang pertama. Konsepnya memang, kita ingin menciptakan rasa nyaman dan santai kepada pengunjung saat menonton bioskop, sama seperti mereka menonton di rumah. Kalau di kota lain, untuk sekarang ini tidak ada masalah. Masih aman-aman saja," ujarnya saat dikonfirmasi.
Meski demikian, Edi mengaku tetap menuruti Pemkot Palembang untuk menutup studio 6 tersebut.
Hanya saja menurut Edi, penutupan ini dilakukan bukan karena adanya sidak dari wakil walikota, namun meski sudah dioperasionalkan, studio tersebut masih ada beberapa perbaikan.
"Kita tutup bukan karena sidak saja. Tapi memang masih direnovasi sedikit. Jadi untuk itu, kita tutup dulu studio ini sementara," katanya.
Disinggung soal adanya kemungkinan mengundang maksiat, Edi tetap membantah jika hal itu sampai terjadi.
"Sebenarnya kecil kemungkinan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Di studio ini selalu kita awasi. Selain itu di dalam ruangan studiopun tersedia CCTV. Jika memang ada hal-hal yang tidak diinginkan pasti ketahuan, dan CCTV kami boleh diperiksa," kilahnya.
Disinggung mengenai perubahan konsep tempat duduk di studio 6, Edi mengaku belum bisa berbicara banyak.
Pasalnya, bioskop CGV ini memiliki kantor pusat di Jakarta, sehingga ia harus menunggu keputusan dari pusat.
"Kita ajukan dulu ke pusat. Karena studio dengan konsep seperti ini kan sudah ada tujuh studio di Indonesia. Namun intinya, kita menuruti apa yang diintruksikan Pemkot Palembang, karena hal-hal seperti ini memang mewenang mereka," ungkapnya.
Seperti diketahui, studio 6 yang berada di studio CGV ini memiliki 12 bed tempat duduk dengan kapasitas 24 orang.
Sejak beberapa waktu yang lalu dibuka, khusus studio 6 CGV ini, pihak pengelola tengah mengadakan promo sampai dengan 8 Februari 2017 mendatang.
Di hari senin-kamis harga tiket di studio ini ialah Rp 100 ribu/ bed yang diperuntukkan untuk dua orang.
Hari jumat seharga Rp 120 ribu, sedangkan sabtu-minggu Rp 180 ribu.