Kembalikan Habitat Harimau Lewat Kelola Sendang
Ia membeberkan, sering terjadinya konflik harimau dan manusia itu dilatari hewan tersebut kehilangan hutan tempat tinggal.
Penulis: Odi Aria Saputra | Editor: Ahmad Sadam Husen
SRIPOKU.COM, PALEMBANG -- Konflik antara Harimau Sumatera dan manusia menjadi perhatian oleh
Zoological Society of London (ZSL) Sumsel atau lembaga yang bergerak dibidang pemeliharaan harimau dunia.
Melalui program Kemitraan Pengelolaan Berkelanjutan Sembilang Dangku (Kelola Sendang), ZSL berusaha untuk mengembalikan hewan buas tersebut ke habitatnya.
Project Director Kelola Sendang Project, Damayanti Buchori mengungkapkan, program Kelola Sendang merupakan suatu proyek yang di motori oleh ZSL untuk mendukung komitmen Green Growth Pemerintah Provinsi Sumsel dalam mengelola lanskap berkelanjutan menuju pembangunan hijau di hutan Sumsel.
"Kebakaran hutan dan lahan yang terjadi merupakan salah satu dampak negatif yang muncul. Sehingga kerap menimbulkan konflik harimau dan manusia. Karena itu kita adakan program kelola sendang," jelas Damayanti, Kamis (12/1).
Ia membeberkan, sering terjadinya konflik harimau dan manusia itu dilatari hewan tersebut kehilangan hutan tempat tinggal yang kebanyakan telah dikuasai para pemangku kepentingan yang semakin berkuasa membuka perusahaan tanpa memikirkan alam.
"Permasalahan dan tantangan yang ada yang mendasari terbentuknya kemitraan yang cukup unik dalam menjalankan manajemen lanskap berkelanjutan khsususnya proyek Kelola Sendang," ungkapnya.
Melihat berbagai konflik itulah pihak ZSL menjadikan Taman Nasional Sembilang dan Suaka Margasatwa Dangku menjadi kawasan konservasi harimau Sumatera untuk diterapkan proyek Kelola Sendang.
"Kegiatan ini sifatnya kemitraan baik dari pihak pemerintahan dan swasta. Dengan adanya program Kelola Sendang kita harapkan tidak ada terjadi lagi konflik manusia dan harimau," harap Damayanti.
