Harga Minyak Dunia
Pidato Donald Trump Bikin Harga Minyak Menggeliat
Harga minyak pada perdagangan Rabu (11/1/2017) mengalami kenaikan didorong melemahnya dollar AS menyusul konferensi pers oleh Presiden terpilih Donald
SRIPOKU.COM , NEW YORK - Harga minyak pada perdagangan Rabu (11/1/2017) mengalami kenaikan didorong melemahnya dollar AS menyusul konferensi pers oleh Presiden terpilih Donald Trump.
Berita Lainnya: Harga Minyak Tergelincir Penguatan Dollar AS
Sentimen lain adalah berita bahwa Arab Saudi akan memangkas ekspor ke Asia. Harga minyak bergerak naik meskipun data persediaan minyak Amerika Serikat lebih tinggi dari ekspektasi.
dollar AS kolaps selama pernyataan Trump yang membuat kecewa para investor yang telah membawa kurs ke level tertinggi dalam sepekan jelang konferensi pers.
"Alasan utama kenaikan harga minyak ini adalah melemahnya dollar AS," kata managing partner di PSW Investment, Phil Davis, dikutip dari CNBC.com, Kamis (12/1/2017).
Harga minyak acuan West Texas Intermediate (WTI) naik 1,43 dollar AS (2,8 persen) ke level 52,25 dollar AS per barel.
Sedangkan harga minyak acuan Brent naik 1,39 dollar AS (2,6 persen) ke 55,03 dollar AS per barel.
Kedua kontrak mengalami kenaikan terbesar harian, setelah sehari sebelumnya menetap di level terendah dalam sebulan. Harga bensin juga terlihat naik di atas tiga persen menjadi 1.593,7 dollar AS per barel.
"Kami berharap beberapa negara OPEC bisa menetralisir potensi bearish karena peningkatan produksi baru-baru ini yang dilakukan oleh Libya, Iran, Irak, dan Nigeria," imbuh presiden Ritterbusch and Associates, Jim Rittebusch.
Arab Saudi telah memberitahu sejumlah pelanggan Asia bahwa eksportir minyak terbesar di dunia itu akan menurunkan pasokan mereka pada Februari.
Di sisi lain produsen kedua terbesar OPEC, Irak justru berencana untuk meningkatkan ekspor dari pelabuhan Basra selatan dengan rekor 3,641 juta barel per hari (bph) pada Februari.
Produksi Minyak
Sementara itu berdasarkan data Adminstrasi Informasi Energi (EIA) AS yang dirilis Selasa, produksi minyak mentah negeri paman Sam itu diperkirakan akan naik 110.000 bph menjadi 9 juta bph pada 2017.
Pekan lalu data EIA menyebutkan, produksi minyak mentah AS sebesar 8,95 juta bph, terbesar sejak April 2015. Persediaan minyak mentah AS juga meningkat 4,1 juta bph pekan lalu, berdasarkan laporan EIA.
"Ini adalah salah satu laporan yang paling seragam, yang membuat minyak bearish dalam beberapa waktu," kata John Kilduff, dari Again Capital, New York.
Data EIA juga menunjukkan saham naik karena impor minyak mentah dan penyulingan mencapai rekor tertinggi.
