Mayoritas Produk Layang-layang Dihasilkan dari Kampung Ini
"Di daerah ini saya dulu yang pertama buat layangan. Begitu banyak yang ikut bantu hingga mereka mampu sendiri buka usaha layangan ini," katanya.
Penulis: Yandi Triansyah | Editor: Tarso
SRIPOKU.COM, PALEMBANG -- Ayang usianya tak lagi muda, sudah hampir memasuki kepala enam. Namun jangan ragukan kemampuannya dalam merakit layang-layang.
Kakek empat cucu ini sejak 1974 sudah menekuni pembuatan layang-layang. Hingga saat ini dirinya tetap eksis membuat layang-layang dengan ditemani dua anaknya dan beberapa orang karyawannya.
Saat ditemui di kediamannya, Selasa (3/1) di Jalan Sungai Tawar Kelurahaan 29 Ilir Kecamatan Ilir Barat II Palembang, tampak puluhan orang sedang sibuk membuat layang layang.
Semuanya ada peran masing-masing. Mulai dari meraut bambu, menempel bambu di kertas. Hingga membentuk corak gambar pada layangan tersebut.
Kampung ini memang terkenal dengan penghasil layang-layang. Hampir penjual layangan dipasok dari kawasan tersebut. Mayoritas warga sekitar mengantungkan hidupnya dari membuat layangan.
"Sejak kecil bisa bikin layangan. Otodidak belajarnya," ujar Ayang mengawali cerita.
Sejak 42 tahun terakhir dirinya mengantungkan hidup dari membuat layang-layang. Yang awalnya hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya, hingga bisa memenuhi kebutuhan keluarga dan beberapa tetangganya yang beberapa tahun terakhir ia rekrut bekerja di tempatnya.
"Di daerah ini saya dulu yang pertama buat layangan. Begitu banyak yang ikut bantu hingga mereka mampu sendiri buka usaha layangan ini," katanya.