Guru dan Murid Terpaksa Gulung Celana dan Angkat Rok

Tingginya intensitas hujan yang turun dalam beberapa hari terakhir mulai menggenangi beberapa desa di hilir Sungai Komering tepatnya desa Gunungbatu,

Penulis: Evan Hendra | Editor: Sudarwan
SRIPOKU.COM/EVAN HENDRA
Sekolah SDN 4 Desa Gunungbatu, Kecamatan Cempaka yang terendam air sehingga menyebabkan siswa dan guru kesulitan untuk menuju kelas, Selasa (15/11/2016). 

SRIPOKU.COM, MARTAPURA - Tingginya intensitas hujan yang turun dalam beberapa hari terakhir mulai menggenangi beberapa desa di hilir Sungai Komering tepatnya Desa Gunungbatu, dan Sukabumi Kecamatan Cempaka, Kabupaten OKU Timur.

Sedikitnya dua sekolah yang terletak di dua desa masing-masig SDN 4 Desa Gunungbatu dan SDN 2 Desa Sukabumi hampir terendam.

Namun hal itu tidak mengganggu proses belajar mengajar karena air hanya merendam halaman sekolah dan belum masuk ke ruang kelas.

Meski tidak mengganggu proses belajar mengajar, namun air yang merendam halaman sekolah tersebut menyebabkan guru dan siswa terpaksa harus menggulung celana dan mengangkat rok untuk menuju kelas.

Selain itu, para siswa juga tidak bisa menikmati jam istirahat dengan bermain di lapangan sekolah karena air yang merendam sudah berlangsung sejak beberapa hari terakhir.

Warga Desa Gunungbatu Ali ketika dikonfirmasi membenarkan adanya sekolah yang banjir tersebut, namun tidak mengganggu proses belajar mengajar karena air hanya menggenangi halaman sekolah.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) OKU Timur Rusman SE MM mengatakan, luapan Sungai Komering yang terjadi hanya sebatas halaman sekolah dan belum masuk ruang kelas.

“Kita sudah membentuk tim di kecamatan untuk melakukan pemantauan banjir. Dan berdasarkan data yang kita terima air belum masuk ke ruangan kelas dan belum menganggu proses belajar mengajar,” jelasnya.

Kepala Dinas Pendidikan OKU Timur Drs Ali Pasyai MM membenarkan adanya dua gedung sekolah yang hampir terendam banjir tersebut di wilayah kecamatan Cempaka.

Air kata dia belum masuk ke ruangan kelas dan para siswa masih menjalankan proses belajar mengajar dan belum diliburkan.

“Jika menurut Kepala Sekolah sudah mulai membahayakan, maka siswanya akan diliburkan hingga air kembali surut,” jelasnya.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved