Yang Perlu Anda Ketahui Soal Pilpres Amerika Serikat

Negara paling kuat di dunia, Amerika Serikat, tengah memilih presiden baru. Bagaimana sistem pemilihan presiden di negara tersebut?

Editor: Budi Darmawan
AFP
Mantan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton, berpidato mendukung rencana Presiden Barack Obama menggelar aksi militer ke Suriah. Pidato soal Suriah disampaikan Clinton di pertemuan rutin di Gedung Putih soal perdagangan satwa liar, Senin (9/9/2013). 

SRIPOKU.COM - Negara paling kuat di dunia, Amerika Serikat, tengah memilih presiden baru. Bagaimana sistem pemilihan presiden di negara tersebut?

Dan bagaimana Hillary Clinton dan Donald Trump ditetapkan sebagai capres Demokrat dan Republik?

Berikut kami rangkumkan hal-hal yang perlu Anda ketahui dari pilpres di AS:

Siapa yang bisa menjadi presiden?
Secara teknis untuk bisa mencalonkan diri menjadi presiden, seseorang harus 'terlahir sebagai warga negara AS', berusia setidaknya 35 tahun, dan telah bermukim di AS selama 14 tahun.

Sejak 1933, hampir semua presiden yang terpilih sebelumnya menjabat sebagai gubernur, senator, atau perwira tinggi militer. Syarat lain 'yang tidak tertulis' adalah termasuk tokoh nasional dan menjadi sumber media.

Tentu saja, untuk bisa menjadi capres, seseorang harus mendapat dukungan dari partai.

Dalam pilpres 2016, ada 10 gubernur dan calon gubernur dan 10 anggota dan mantan anggota senat.

Mereka ini menjalani tahapan, sehingga yang tersisa adalah Hillary Clinton yang didukung Demokrat dan Donald Trump yang mendapat sokongan Republik.

Bagaimana Clinton dan Trump bisa mendapat dukungan?

PILPRES AS

Serangkaian pemilihan digelar di setiap negara bagian, yang dimulai pada Februari, untuk menentukan siapa yang akan menjadi calon presiden dari setiap partai.

Pemenang akan mendapatkan sejumlah anggota partai (biasa disebut delegates) yang punya kewenangan memilih dan menentukan capres di konvensi partai yang digelar pada Juli. Pada konvensi ini pula calon resmi diumumkan.

Semakin makin banyak menang di negara bagian, makin banyak diperoleh delegates di konvensi, yang pada akhirnya meningkatkan kans untuk terpilih sebagai capres resmi.

Hillary Clinton dan Donald Trump menang besar di rangkaian pemilihan dan secara resmi menjadi capres Demokrat dan Republik Juli lalu.

Dalam sejarah Amerika, keduanya adalah capres yang paling tidak populer.

Di konvensi ini, partai juga menentukan cawapres, yaitu Senator Tim Kaine yang menjadi pendamping Clinton Gubernur Indiana, Mike Pence, yang menjadi cawapres bagi Trump.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved