Anggaran Dana Proyek LRT Dipotong Rp 2 Triun. Ketua DPRD Sumsel: Bukan Urusan Kita. Itu APBN
Komitmen dari bapak presiden ini kaitan infrastruktur Asian Games tidak boleh terganggu LRT, Musi IV, VI onschedule tidak terganggu.
Penulis: Abdul Hafiz | Editor: Sudarwan
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Ketua DPRD Sumatera Selatan HM Giri Ramanda N Kiemas SE MM ogah mengomentari pemotongan anggaran untuk light rail transit (LRT) Palembang sebesar Rp 2 triliun.
"Bukan urusan kita. Itu APBN," ujar Giri saat keluar dari Ruang Rapat Banggar DPRD Provinsi Sumsel seusai Rapat Badan Anggaran bersama TAPD Provinisi Sumsel membahas KUA dan PPAS APBD Provinsi Sumsel Tahun Anggaran 2017 sambil berlalu menuju ruang kerjanya, ruang ketua DPRD Sumsel, Senin (31/10/2016).

Perkembangan pembangunan LRT di zona 5 sudah terlihat jelas. Kini girder LRT sudah terpasang antara tiang satu dan yang lain. LRT terus dikebut dan diperkirakan sebelum Asian Games 2018 di Palembang, telah rampung. Gambar diabadikan lantai 15 Gedung Bank Sumsel Babel.
Meski demikian Sekretaris Daerah Pemprov Sumsel H Mukti Sulaiman SH MHum tetap optimis hal ini tidak akan berdampak.
"Komitmen dari bapak presiden ini kaitan infrastruktur Asian Games tidak boleh terganggu LRT, Musi IV, VI onschedule tidak terganggu. Tapi ini prioritas pusat, proyek strategis bapak presiden," katanya.
Ia berharap kalau pun ada hal tersebut, diharuskan ada perhitungan khusus. Jangan sampai mengganggu atau ada pendanaan dari swasta.
"Yang jelas jangan sampai terganggu," kata Sekda.

Pemasangan girder LRT di zona 5 Jakabaring Palembang, Selasa (26/7/2016)
Wakil Ketua Komisi IV DPRD Sumsel Yulius Maulana mengatakan pihaknya pernah berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan Dirjen Perkeretaapian juga Kontraktor PT Waskita Karya.
Dari diskusi yang dilakukan ada komitmen dari kedua instansi untuk menyelesaikan pembangunan LRT tepat pada waktunya.
Kalau pun ada pengurangan anggaran hal itu diharapkan tidak akan mengganggu.
"Kan ini selesianya pada 2018, bukan 2017. Makanya kalau ada penundaan ya pembayaran bukan pembangunan. Apalagi Waskita telah menyanggupi akan melaksanakan sampai selesai. Tetap onschedule. Yang ditunda sekali lagi ya pembayaran ke Waskita. Pengerjaannya tepat waktu. Itu komitmen mereka," katanya.

Dua pekerja LRT memasang kerangka baja di samping tiang proyek Light Rail Transit (LRT)
Kementerian Perhubungan RI memangkas alokasi anggaran pembangunan prasarana kereta ringan atau light rail transit Palembang, Sumatera Selatan, sebesar 50 persen menjadi Rp 2 triliun dari Rp 4 triliun pada tahun depan.
Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan Sugihardjo mengungkapkan pihaknya memutuskan untuk mengurangi alokasi anggaran pembiayaan pembangunan prasarana light rail transit (LRT) Palembang, Sumatera Selatan setelah pagu APBN 2017 Kementerian Perhubungan terpangkas sekitar Rp 2,7 trilun.
“Jadi, untuk 2017, LRT dari semula Rp4 triliun untuk Palembang menjadi Rp2 triliun. Rp2 triliunnya juga nanti sedang dibahas apakah untuk Palembang atau sebagian Jabodebek,” ujar Sugihardjo.