Jembatan Gantung di Lahat Ini Membahayakan
"Warga sebenarnya takut melintas jika melihat kondisi jembatan. Namun jembatan tersebut satu-satunye akses bagi warga,"
Penulis: Ehdi Amin | Editor: Tarso
SRIPOKU.COM, LAHAT -- Meski jembatan gantung dalam kondisi rapuh dan berlubang, tak menyurutkan warga Desa Lawang Agung Lama, Kecamatan Muara Payang, Lahat untuk menyebrang di atas jembatan sepanjang 40 meter di desa tersebut.
Pasalnya, warga tidak ada pilihan lain selain melewati akses jembatan dengan ketinggian 20 meter dari permukaan sungai "Ayek Lintang" ini untuk menuju ke perkebunan mereka.
Kades Lawang Agung Lama, Nurian Danus, mengungkapkan, setidaknya terdapat 400 Kepala Keluarga (KK) dari tujuh desa sekitar, baik itu dari Kecamatan Muara Payang maupun Tanjung Sakti yang memanfaatkan jembatan gantung ini sebagai akses menuju area perkebunan.
"Warga sebenarnya takut melintas jika melihat kondisi jembatan. Namun jembatan tersebut satu-satunye akses bagi warga sehingga mau tidak mau harus lewat jembatan tersebut,"ungkap Nurian, ketika dihubungi, Rabu (19/10).
Dikatakan Nurian, setidaknya terdapat sekitar 2.000 Hektar (Ha) luas area perkebunan warga yang berada di seberang jembatan gantung ini. Diceritakan Nurian, sebelumnya sekira 12 tahun lalu, jembatan gantung ini pernah putus.
Akibat peristiwa itu, sejumlah orang warga yang tengah melintas pun jatuh ke sungai dan kemudian terbawa arus hingga akhirnya ditemukan tewas.
Sang Kades berharap agar jembatan gantung yang kondisinya sekarang sudah darurat dapat segera diperbaiki.
"Harapan kami kalau bisa jembatan segera dibenari. Jangan sampai kejadian duhulu terulang lagi. Sebab, kondisinya saat ini menghawatirkan papan lantainya sudah banyak lapuk, sebagian sudah berlubang, belum lagi penyangga papan yang cuman mengandalkah bambu," harap Kades.
Sementara itu, Irwansyah, salah seorang petani mengakui bahwa dirinya merasa khawatir setiap kali hendak menyeberangi jembatan gantung ini. Namun, perasaan takut yang mengantui ini terpaksa harus ditepisnya mengingat tidak ada jalur lain untuk mencapai area perkebunan miliknya.
"Kalo kami petani ni cuma pacak sokongan beli papan. Sementara kalau untuk perbaikan total diperlukan dana yang tak sedikit,"ujarnya.