Torabika Soccer Championship

Bukti Kerasnya Sepakbola Indonesia, Ini 7 Pemain Lokal dan Asing yang Tewas di Lapangan

Sepakbola adalah olahraga keras. Siapapun tahu jika benturan-benturan berakibat fatal bahkan mengakibatkan kematian.

Penulis: Hendra Kusuma | Editor: Hendra Kusuma
Istimewa
Camara, Akli, Eri, hingga Mendieta, bukti kerasnya sepakbola Indonesia 

SRIPOKU.COM--Sepakbola adalah olahraga keras. Siapapun tahu jika benturan-benturan berakibat fatal bahkan mengakibatkan kematian.

 

Mulai dari Jumadi Abdi yang meninggal akibat jatung di masa 2009 lalu, atau Bruno Zandonadi yang meninggal karena sakit keras, terakhir Camaro Sekou dan Mendieta juga meninggalkan, pada akhir musim 2013 silam.

 

Terakhir Akli Fairuz juga meninggal akibat benturan dengan kiper PSAP Sigli, Agus Rohman. Diduga ususnya sobek karena kerasnya benturan tersebut pada akhir 2014.

 

Berikut

 

 

1. Jumadi Abdi

Jumadi Abdi

 

Seperti dikutif dari news.idtime, pemain pertama di era modern yang meninggal adalah Jumadi Abdi setelah mengalami cedera serius dibagian perut. Diduga ususnya robert.

 

Dia meninggal dunia pada 15 Maret 2009.  Jumadi yang kala itu membela PKT Bontang, sebelumnya terlibat benturan dengan Denny Tarkas, pemain dari Persela Lamongan, dia langsung ditarik keluar.

 

Awalnya tidak ada keluhan, tetapi Jumadi mengalami cedera serius di bagian perut. Sempat dirawat selama delapan hari dan menjalani operasi, namun nyawanya tak bisa diselamatkan.



Eri Irianto

Eri Irianto

Eri Irianto adalah pemain kelahiran Sidoarjo, 12 Januari 1974 dan merupakan mantan pemain Persebaya Surabaya.

 

Pemain yang sudah kenyang makan asam garam ii,  meninggal pada 3 April 2000 di RSUD Dr Soetomo, dia sempat jatuh di lapangan, saat membela  PSIM Yogyakarta di Stadion Gelora 10 November.

 

Diduga menderita serangan jantung dan meninggal dalam perawatan.

 

 

3. Sekou Camara

Sekou Camara

 

Camara Sekou adalah pemain dengan determinasi tinggi, memiliki visi dalam permainannya. Hal itu dibuktikannya saat membela PSAP Sigli.

 

Ketika membela PBR dia adalah pemain andalan. Dia ambruk saat mengikuti latihan malam tim PBR, Sabtu 27 Juli 2013 malam, ketika itu sudah malam karena latihan dilakukan sehabis berbuka dan salat tarawih. Maklum saat itu sedang bulan Puasa. Dia terjatuh dan sesak nafas.

 

Camara meninggal setelah dibawa ke rumah sakit sekitar pukul 23.48 WIB.

4. Diego Mendieta

Hasil gambar untuk diego mendieta persis solo

Tragis, begitulah nasib yang  menimpa pemain asal Paraguay, Diego Mendieta. Pemain yang memperkuat Persis Solo itu meregang nyawa gara-gara tak sanggup membiayai pengobatannya.

Mendieta meninggal di usia 32 tahun.

Mendieta terakhir kali bermain untuk Persis Solo bermain di Liga Premier Indonesia (IPL). Tragedi ini bermula saat Mendieta menjalani perawatan karena cytomegalovirus di RS Dr Moewardi.

Namun kisruh yang tak berujung di tubuh Persis membuat gaji Diego selama empat bulan tak kunjung dibayar.

Begitu juga dengan uang muka kontrak. Totalnya mencapai Rp 131 juta. Hal itu membuat Diego kesulitan membayar pengobatan. Padahal, penyakitnya yang diderita tidak terlalu sulit untuk disembuhkan, meski memang biayanya tidak sedikit.

Tak hanya kesulitan membayar rumah sakit, untuk makan, bayar kos juga sampai harus berutang. Nyawanya tak tertolong. Keinginan bertemu dengan keluarga juga tidak kesampaian karena tak punya uang untuk ongkos pulang.

Mendieta akhirnya meninggal Selasa dini hari, 4 Desember 2012 di Rumah Sakit Dr Moewardi, Solo. Jenazah baru bisa diterbangkan ke negara asalnya, Paraguay, keesokan harinya. Diduga dia menderita tipes dan sejumlah penyakit lainnya, seperti liver.

5. Akli Fairuz

Akli Fairuz

Masih muda dan baru memulai karir. Namun Akli Fairuz meregang nyawa pada 16 Mei 2014 lalu.

 

Akli yang membela Persiraja Banda Aceh, tewas usai berbenturan dengan kiper PSAP Sigli, Agus Rohman. Diduga ususnya sobek karena kerasnya benturan tersebut.

 

Agus Rohman yang terlihat sengaja menerjang perut Akli, kemudian dihukum berat oleh PSSI.

 

 

6. Ali Khaddafi

Hasil gambar untuk ali khadafi meninggal
Khaddafi memang bukan nama yang asing bagi pecinta sepak bola nasional. Pertama kali datang ke Indonesia, Khaddafi bermain untuk PSM Makassar. Sebagai gelandang, pemain berpostur 182 cm tersebut sempat disegani tim-tim lawan.

Setelah 2 tahun bersama PSM, Khaddafi kemudian pindah ke Bontang FC (2009-11). Selanjutnya dia kembali berganti-ganti klub. Mulai dari PSPS Pekanbaru (2011-12), Sriwijaya FC (2012-13), Madura United (2013-14), dan Perseru Serui (2014).

Saat kompetisi berhenti, Khaddafi memutuskan pulang ke negaranya. Namun dia tidak kembali lagi ke Indonesia untuk selama-lamanya. Senin (19/10/2015), Khaddafi dikabarkan meninggal di negaranya usai menderita penyakit paru-paru.

7. Frank Jean Seator

Dua tahun lalu, sepak bola Indonesia juga sempat dikejutkan oleh kabar duka yang dialami Seator. Pemain asal Liberia itu meninggal di rumah sakit Hospital Firestone karena sakit.

Seator mengembuskan napas terakhirnya di usia 37 tahun.

Seator merupakan pemain yang memiliki jam terbang yang tinggi di sepak bola Asia. Saat pertama kali berkiprah sepak bola Tanah Air, Seator membela tim Ibu Kota Persija Jakarta.  

Namun Seator gagal bersinar bersama Macan Kemayoran. Setelah empat bulan, dia ditendang dan kemudian bergabung dengan Sriwijaya FC (2006). Selanjutnya dia juga pernah memperkuat Persis Solo (2007) dan Persikabo Bogor (2008-09).

Frank Seator
Sumber:
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved