Tukang Becak Ini Mengaku Berangkat Haji Secara Ajaib
Ia mengaku kembali dari tanah suci Mekkah, setelah selama 44 hari menunaikan ibadah haji.
SRIPOKU.COM, REMBANG - Rumah Kasrin (59) ramai dikunjungi orang.
Tukang becak, yang biasa mangkal di depan Masjid Jami Lasem, Rembang itu mengaku berangkat haji secara ajaib, meski namanya tak tercantum dalam daftar jamaah haji di Kantor Kementerian Agama.
Nama Kasrin menjadi bahan perbincangan.
Rumahnya di Dukuh Gembul, Desa Sumberejo, Kecamatan Pamotan, masih ramai kedatangan tamu, Rabu (5/10).
Pada Selasa (4/10), Kasrin pulang ke rumah. Ia mengaku kembali dari tanah suci Mekkah, setelah selama 44 hari menunaikan ibadah haji.
"Bapak pulang kemarin, sampai Masjid Lasem sekitar pukul 09.00, kami ramai-ramai menjemputnya ke sana," kata Istiqomah (32), anak bungsu Kasrin, di sela-sela menerima tamu.
l
Menurut dia, sejak kedatangan Kasrin, rumahnya penuh tamu, bahkan masih berdatangan hingga pukul 02.00 dinihari.
“Usai menunaikan shalat Subuh sekitar pukul 05.00, rumah sudah diketuk orang. Mereka ingin mendengar cerita langsung dari Bapak," imbuhnya.
Anak sulung Kasrin, Siti Rokhanah (36), mengatakan para tamu tak hanya berasal dari sekitar Rembang. Mereka dari berbagai kota di Jawa Tengah, seperti Pati, Kudus, Jepara, dan Semarang.
"Banyak tamu yang tak kami kenal," sambung dia.
Sembari sibuk menyalami para tamu yang datang - pergi silih berganti, Kasrin menuturkan pengalamannya selama menunaikan ibadah haji.
"Sejak berangkat dari Lasem pada Selasa (23/8) malam, saya terus nginthil (membuntuti) Bu Indi," kata Kasrin, mengawali cerita.
Menurut Kasrin, Indi adalah sosok penting di balik kepergiannya berhaji.
Ia menyebut Indi merupakan sosok dari dunia lain, yang telah menjadi pengguna jasa becaknya sejak sekitar 21 tahun silam.
Menurut Kasrin, rumah Indi tak jauh dari Balai Desa Ngemplak, Kecamatan Lasem.
Dituturkan, sebelum mengenal Indi, lokasi rumah perempuan itu adalah hamparan tanah kosong.
"Tapi sejak mengenal Indi, dalam pandangan saya di situ ada rumah. Mungkin kalau yang lihat orang lain, ya masih berupa tanah kosong, tak ada rumah di situ," ucapnya.
Dituturkan lebih lanjut, sejak berangkat dari Lasem, Indi selalu berada di dekatnya.
Ia diperintahkan oleh Indi, untuk memegangi pakainan bagian belakang sosok perempuan dari dunia lain itu.
"Di dalam bus saat berangkat, Bu Indi duduk di samping saya. Kami duduk di bagian tengah, tapi sepertinya orang-orang di bus tak menyadari keberadaan kami," lanjutnya.
Sesampainya rombongan di Embarkasi Donohudan, Boyolali, hal serupa juga dialami Kasrin. "Sesampainya di Solo (Boyolali) dulu ya naik pesawat bareng-bareng dengan rombongan dari Rembang. Ya naik begitu saja, gak diperiksa atau gimana-gimana," aku Kasrin.
Sesampainya di tanah suci, Kasrin kembali diwanti-wanti oleh Indi agar jangan sekalipun terpisah.
Menurut dia, jika sampai terpisah Kasrin tak akan bisa pulang kembali ke tanah air
"Di sana, di tanah suci selama 44 hari menunaikan ibadah haji, saya selalu nginthil Bu Indi. Baik saat sai, tawaf mengelilingi Kabah, shalat, dan lain-lain," cerita dia. Ia menginap di pemondokan bareng Indi. "Saya nginap di sebuah bangunan dua lantai," tandasnya.
Tak hanya diminta untuk terus berada di dekat Indi, Kasrin pun diperintahkan untuk tak berkomunikasi dengan orang lain, tanpa seizin perempuan tersebut. "Semua kebutuhan saya sudah dipenuhi Bu Indi," lanjutnya.
Pada saat hari raya Iduladha, menurut Kasrin, ia dan Indi masing-masing berkurban satu ekor unta.
"Satu unta untuk keluarga di sini, satu unta untuk keluarga Bu Indi. Harga satu ekornya Rp 17 juta, beli pakai duitnya Bu Indi. Saya hanya nyumbang Rp 2 juta, uang saku yang saya bawa dari rumah saat berangkat," tuturnya.
Ditandaskan Kasrin, saat kepulangan kemarin ia juga bersama sosok Indi, hingga sampai di rumah.
"Bu Indi juga ikut ke sini, tapi tak ada yang bisa melihatnya. Sekarang pun orangnya ada di dalam kamar," tandas dia.
Minta didoakan
Di antara tamu yang datang, tak semua hanya ingin mendengar cerita dari Kasrin. Beberapa di antaranya meminta didoakan si tukang becak.
Bahkan, ada yang meminta pengobatan kepada Kasrin, menggunakan media air putih yang telah didoakan.
Satu di antaranya adalah Nuryadi, teman Kasrin sesama tukang becak di lingkungan Pasar Lasem.
"Ya ke sini silaturahim, sekalian minta doa dan barokahnya Mbah Kasrin," ucapnya.
Senada diungkapkan Agung Utomo, seorang pedagang buah di Pasar Lasem.
Ia meyakini kebenaran cerita sola bagaimana Kasrin naik haji.
"Jadi kan di kehidupan ini ada dunia lain, ini membuktikannya," ucap dia.
Di samping itu, ia juga meminta didoakan Kasrin, agar usahanya berjalan lancar dan mendapat berkah.
Kepala Kantor Kemenag Rembang, Atho'illah, sebelumnya mengatakan pihaknya belum bisa memastikan apakah Kasrin, benar-benar menunaikan ibadah haji.
Ia sempat menginstruksikan petugas pendamping jamaah haji, untuk mencari keberadaan Kasrin di tanah suci.
"Sedari awal, sejak kabar itu santer beredar, kami sudah meminta petugas untuk mencari keberadaan Pak Kasrin di sana," ucapnya, beberapa hari lalu.
Berdasarkan laporan yang diterimanya, petugas pendamping jamaah haji tak menemukan keberadaan Kasrin di tanah suci.
"Belum sempat ketemu, tapi lantas tak bisa dipastikan begitu saja beliau tak berhaji," ucapnya.
Ditambahkan, terkadang dalam peristiwa tertentu ada hal-hal yang tak bisa dinalar.
"Ada alam lain, selain apa yang tampak oleh mata," imbuhnya.(*)
Penulis: yayan isro roziki