Kenapa Setan Wanita Lebih Mengerikan? Kisah Horor Ibu Ini akan Membuat Setan Takut Pada Anda (1)
Sosok itu melayang-layang selama beberapa saat sambil memandangi Nida yang tiba-tiba terbangun dari tidurnya.
Penulis: Darwin Sepriansyah | Editor: Darwin Sepriansyah
Aku tidak tahu, apakah mimpi buruk atau hanya halusinasi Nida yang begitu kuat sehingga dia merasakan setan perempuan itu muncul di jendela kamarnya yang tidak tertutup.
Sosok itu melayang-layang selama beberapa saat sambil memandangi Nida yang tiba-tiba terbangun dari tidurnya.
“Beneran Mi, kalau setannya laki-laki dan pakai dasi, Nida tak mungkin setakut ini,” demikian isak tangis Nida, gadis kecilku yang berumur 11 tahun.
Di tengah rasa ketakutan Nida, malam itu aku mengajaknya sholat malam.
Aku pun teringat kepada buku cerita horor yang sempat kubaca di sebuah toko buku tentang hantu jamu gendong.
Sekilas kubaca ceritanya mengisahkan tentang seorang penjual jamu yang kehujanan dan berteduh di sebuah rumah yang masih dalam keadaan renovasi dan dia diperlakukan dengan sangat tidak baik (diperkosa) oleh kuli bangunan.
Kemudian karena takut ketahuan orang lain, maka si wanita penjual jamu gendong dibunuh, dan dikubur dibawah rumah yang sedang direnovasi oleh kuli tersebut.
Dari situlah mulainya cerita hantu jamu gendong, yang membuat takut anak-anak remaja yang membacanya dan membuat merinding siapapun yang melihat wanita penjual jamu gendong di tepi jalan.
Apalagi bila gerimis hujan turun. Padahal sebelum membaca buku tentang hantu jamu gendong, perasaan mereka biasa saja bila melihat wanita penjual jamu gendong.
Pertanyaannya, mengapa hantu atau jin serta setan yang digambarkan manusia sekarang adalah seorang wanita menyeramkan.
Dengan sosoknya yang berjalan tanpa kaki, dengan bajunya yang berjuntai panjang menyapu lantai, serta dengan sejuta aksesoris yang sebetulnya itu adalah rekayasa manusia abad ini?.
Bila kita tengok abad lalu atau zaman penjajahan Belanda, museum atau hotel di bandung bekas peninggalan Belanda pun santer dengan cerita mistik.
Yakni, hantu yang berjalan dan melintasi tembok dan sudah pasti hantu itu adalah seorang wanita “Noni” Belanda dengan gaunnya yang mewah dan cantik, berambut pirang digulung ke atas, berjalan anggun menembus tembok yang dilakukannya setiap malam.
Dalam hati saya berfikir, kalau aku yang menjadi hantunya, dan berjalan di tengah lorong yang gelap di dalam museum pada malam hari atau hotel tua yang sudah pasti suram dan gelap, maka aku akan berkata;
“ogah akh!” emang kita cewek apaan,,jalan-jalan sendirian, gelap-gelapan lagi.”