Siaga Darurat Karhutla di Sumsel, BNPB-BPPT Terapkan TMC
Bahan semai yang digunakan adalah garam (NaCl) berbentuk powder dengan ukuran butir yang sangat halus (orde mikron).
Penulis: Abdul Hafiz | Editor: Soegeng Haryadi
SRIPOKU.COM, PALEMBANG -- Dalam siaga darurat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Sumatera, khususnya Sumsel, serta mengoptimalkan potensi awan menjadi hujan menjelang memasuki musim kemarau, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bekerjasama dengan Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca-Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) melakukan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) atau hujan buatan.
Direktur Bantuan Darurat BNPB Drs Eko Budiman MM didampingi Kepala BPBD Sumsel H Yulizar Dinoto SH beserta jajarannya, dan instansi terkait membuka pelaksanaan operasi TMC di Provinsi Sumsel di Lanud Palembang, Senin (13/6/2016).
"Operasi TMC ini akan dikendalikan dari Posko yang bertempat di Lanud Palembang. Untuk membantu pengamatan cuaca dan kondisi awan di wilayah target, telah ditempatkan personil di dua lokasi Pos pengamatan cuaca dan potensi awan hujan akan dilaporkan setiap saat oleh petugas di Posmet kepada Tim Pelaksana di Posko, untuk dianalisis dan dijadikan sebagai masukan guna menentukan strategi pelaksanaan penyemaian awan setiap harinya. BB-TMC BPPT juga bekerjasama dengan BMKG untuk memanfaatkan data radar cuaca Stasiun Meteorologi Palembang," ungkap Kepala BB-TMC BPPT Tri Handoko Seto.
Dijelaskannya, operasi ini akan didukung dua unit pesawat jenis Casa yang terdiri dari satu unit pesawat dengan nomor registrasi PK-PCT milik PT Pelita Air Service dan satu unit pesawat milik TNI AU dari Skadron 4 Malang.
Bahan semai yang digunakan adalah garam (NaCl) berbentuk powder dengan ukuran butir yang sangat halus (orde mikron).
"Teknologi TMC ini untuk membasahi rawan terbakar seperti di OKI, Muba, Banyuasin, dan beberapa tempat lainnya. Rencana penyemaian garam di sel-sel awan dilakukan dua kali dalam sehari. Dalam sekali proses penyemaian dibutuhkan 1 ton garam dengan cakupan hujan 12 km," jelas Tri Handoko Seto.
Menurutnya dalam mengukur keberhasilan kegiatan TMC ini, selain dilakukan dengan monitoring hujan di daerah seeding dan sekitarnya juga akan dipasang peralatan sistem monitoring yang mengukur kelembaban atau kandungan air pada beberapa level kedalaman pada lahan gambut.
Peralatan monitoring tersebut rencananya akan ditempatkan di wilayah yang didominasi gambut seperti di Kabupaten OKI dan Banyuasin.
Kepala BPBD Sumsel H Yulizar Dinoto SH menyambut baik dengan adanya tambahan bantuan ini. Sebelumnya telah ada pesawat untuk waterbombing dua unit, dan 1 unit pesawat hercules.
Kepala BPBD Sumsel H Yulizar Dinoto SH. (SRIPOKU.COM/ABDUL HAFIZ)
"Kebakaran terparah itu di Muba, Muara Medak beberapa hari yang lalu terbakar. 11 kali waterbombing dikerahkan setelah ditemukannya titik api oleh tim patroli," kata Noto.
Kadishut Sumsel Sigit Wibowo sendiri mengatajan pihaknya sedang fokus pada lahan bekas terbakar. Sebab di situ ada ranting kering, kayu kering ataupun bahan yang mudah terbakar. Selain Muara Medak, daerah yang rawan terbakar menurutnya, juga di Merang Kepayang, Muba.