Mutiara Ramadan

Imsak dan Rahasianya

IMSAK terambil dari kata Amsaka asalnya masaka artinya memegang atau menahan. Dalam istilah shaum, imsak adalah hakikat yang tertanam dalam makna ibad

Editor: Bedjo
SRIPOKU.COM/SYAHRUL HIDAYAT
Nofrizal Nawawi Lc MPdI 

SRIPOKU.COM - IMSAK terambil dari kata Amsaka asalnya masaka artinya memegang atau menahan. Dalam istilah shaum, imsak adalah hakikat yang tertanam dalam makna ibadah shaum atau puasa, karena, ash shoim adalah orang yang menahan diri dari nafsu makan minum, hubungan suami istri dan hal-hal yang membatalkan shaum dan dilarang Allah.

Berita Lainnya:  Shiyamu Ramadan

Setelah makan sahur orang yang berpuasa akan memasuki proses berpuasa dengan menahan diri dari segala yang membatalkan puasa, dan menahan diri daripada keinginan dan nafsu. Inilah yang disebut dengan "imsak", di samping menahan diri daripada makan dan minum juga menahan pandangan, penglihatan, perkataan, tangan dan kaki dari segala tindakan tercela. Selain itu juga fokus perhatian dari segala sesuatu yang dapat melupakan Tuhan, sehingga segala perbuatan dan kehidupan adalah zikrullah, ibadah kepada Allah.

Proses imsak atau manahan diri adalah istilah yang dikenal dengan nama puasa. Inilah yang disebutkan nabi dalam hadist "al-Shaumu junnah", artinya "Puasa itu adalah benteng kehidupan".

Waktu imsak ialah waktu berjaga-jaga untuk menahan diri dari makan dan minum serta perkara yang membatalkan puasa sebelum terbitnya fajar shodik tanda masuknya waktu subuh. Maksudnya masih sah kalau kita makan pada waktu imsak. Biasanya waktu imsak adalah 10 menit sebelum waktu subuh. Waktu imsak diibaratkan seperti lampu isyarat. Bila dia bertukar kuning kita perlu berhati-hati.

Bersiap sedia untuk berhentikan kenderaan. Tapi kalau kita terus ketika lampu kuning, jawabnya terlanggarlah lampu merah. Untuk kewaspadaan, adalah lebih baik kita berhenti makan sahur semasa waktu imsak.

Selama belum terbitnya fajar diperbolehkan makan dan minum apa yang dikehendakinya, akan tetapi berhati-hati dengan imsak sebelum azan adalah lebih baik dan lebih utama. Berapa lama antara sahur dan salat ?

Diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari berbunyi:-Anas meriwayatkan bahwa Zaid bin Tsabit ra berkata: "Kami telah makan sahur bersama-sama Junjungan Nabi SAW kemudian baginda bangun mengerjakan salat. Anas bertanya kepada Zaid:- Berapa lamanya antara azan (Subuh) dengan masa makan sahur itu ?" Dia menjawab: "Kira-kira sekadar membaca 50 ayat."

Hadist ini menunjukkan bahwa jarak atau senggang masa antara bersahurnya Junjungan SAW dan azan Subuh ialah kira-kira membaca 50 ayat --lebih kurang 10 menit.

Imsak hakikat dari puasa atau shaum mempunyai makna dan hikmah yang sangat banyak, seseorang yang berpuasa dia menahan makan minum, hawa nafsu dan menahan emosi serta sifat marah yang ada dalam dirinya, ditahannya karena kepatuhan kepada Allah, ikhlas melaksanakannya, dia menahan di tempat yang diketahui orang maupun di tempat yang tidak dilihat oleh seseorang, itu dilakukan dengan dasar keimanan yang bersarang didadanya.

Maka Allah sangat senang melihat, Allah akan beri ganjaran pahala yang berlipat ganda, karena Dia senang hambanya menahan lapar dan haus serta hawa nafsu karena mematuhi perintahnya. Di samping itu imsak dalam ibadah puasa ini secara tidak langsung mengajarkan sifat kejujuran, karena walaupun dalam keadaan sunyi dia tetap mempertahankan imsaknya. Ditinjau dalam ilmu kesehatan imsak dalam masa tertentu dan teratur seperti ibadah puasa ini juga sangat besar faedahnya untuk kesehatan, dan penemuan para dokter orang yang ada gejala maag, dengan imsak atau puasa akan dapat menyembuhkan gejala maagnya. Dalam kehidupan sosial imsak dalam arti menahan marah dan emosional akan memperbaiki hubungan sesama manusia.

Puasa adalah wasilah menuju taqwa. Sebab puasa dapat menundukkan nafsu dan mengalahkan syahwat. Dalam Tafsir Jalalain dijelaskan dengan ringkas: "Maksudnya, agar kalian bertaqwa dari maksiat. Sebab puasa dapat mengalahkan syahwat yang merupakan sumber maksiat".

Secara bahasa Arab, taqwa berasal dari fi'il ittaqa-yattaqi, yang artinya berhati-hati, waspada, takut. Secara istilah: Taqwa ialah melaksanakan apa yang diperintahkan Allah dan rasulNya dan meninggalkan apa yang dilarangNya. Bertaqwa dari maksiat maksudnya waspada dan takut terjerumus dalam maksiat.

Sifat orang yang bertaqwa. Orang yang bertaqwa beribadah, bermuamalah, bergaul, mengerjakan kebaikan karena ia teringat dalil yang menjanjikan ganjaran dari Allah Ta'ala, bukan atas dasar ikut-ikutan, tradisi, taklid buta, atau orientasi duniawi.

Demikian juga orang bertaqwa senantiasa takut mengerjakan hal yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya, karena ia teringat dalil yang mengancam dengan adzab yang mengerikan. Dari sini kita tahu bahwa ketaqwaan tidak mungkin tercapai tanpa memiliki cahaya Allah, yaitu ilmu terhadap dalil Alquran dan sunnah. Jika seseorang memenuhi kriteria ini, layaklah ia menjadi hamba yang mulia di sisinya.

Sumber: Sriwijaya Post
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved