Komunitas Komunitas English Library Dibentuk oleh Native Speaker
Tidak seluruh anggota memiliki latar pendidikan yang berkaitan erat dengan bahasa Inggris.
Penulis: Refli Permana | Editor: Darwin Sepriansyah
SRIPOKU.COM --- Komunitas Komunitas English Library (EL) sekarang beranggotakan mayoritas mahasiswa ataupun para pekerja yang usianya masih relatif muda.
Tidak seluruh anggota memiliki latar pendidikan yang berkaitan erat dengan bahasa Inggris.
Namun, karena sistem yang ada di EL sifatnya berbagi ilmu dan diskusi, latar belakang pendidikan tersebut bukanlah syarat mutlak.
Dikatakan George, EL bsa terbentuk bermula saat beberapa warga negara asing (WNA) dari Amerika yang tengah memiliki kepentingan di Palembang mencari lokasi dimana mereka bisa berkomunikasi dengan bahasa ibu.
Lalu mereka sepakat untuk berkumpul di lokasi sekarang dan lambat laun diikuti oleh pribumi Palembang yang ingin gabung berkomunikasi via bahasa Inggris.
"EL memang dibentuk oleh orang Amerika dan sampai sekarang anggota masih sering bertemu dengan para native speakers. Jadi, mereka bisa langsung berkomunikasi dengan para native speakers tersebut," kata George.
Para native speaker, George mengatakan, tidak setiap hari bisa datang ke EL. Mereka biasanya datang pada suatu momen dan bersifat insidentil.
Native speakers sering mengalami pergantian karena para WNA ini ada yang sudah meninggalkan Indonesia. Namun, tidak pernah kehilangan native speakers karena WNA yang datang ke Palembang sifatnya silih berganti.
Selain berkesempatan berkomunikasi dengan native speaker, beber George, anggota EL bisa memanfaatkan buku-buku bahasa Inggris yang ada di sana.
Cukup banyak buku-buku berbahasa Inggris yang dimiliki komunitas EL sehingga terlihat sudah seperti perpustakaan. Entah itu buku-buku akademik, novel, dan lain semacamnya bisa ditemukan di sini.
Hampir seluruh buku tidak bisa didapat di Indonesia karena memang didatangkan langsung dari negaranya.
Sebab itu, mahasiswa sering datang ke EL untuk membaca buku-buka tersebut.
"Namun, hanya bisa baca di sini. Untuk dibawa pulang, harus menjadi member terlebih dahulu," kata George.
Kesan berkomunikasi dengan bahasa Inggris yang ada di EL memang benar-benar santai.
George mengatakan, berkomunikasi di sini terkadang diisi dengan permainan. Bahkan, dalam perayaan hari-hari besar negara, komunitas EL sering kali membuat acara.
Tentunya, seluruh percakapan yang terjalin menggunakan bahasa Inggris.
Dilibatkan dalam Kegiatan Kampus
Gaung nama komunitas EL rupanya sudah banyak didengar oleh pihak-pihak universitas yang ada di Palembang. EL sering dipanggil ketika ada acara berbahasa Inggris yang digelar pihak-pihak kampus.
Padahal, mereka yang bergabung di EL tidak seluruhnya memiliki latar belakang pendidikan bahasa Inggris.
George mengatakan, EL sebenarnya tidak terlibat secara langsung. Yang sering diminta untuk datang oleh pihak-pihak universitas adalah anggotanya, bukan melalui EL.
Meski demikian, ini sudah membuat komunitas EL cukup bangga karea setidaknya nama EL bisa didengar masyarakat banyak.
"Kita sering dilibatkan untuk menjadi juri. Ada juga perna diundang untuk memberikan motivasi supaya mau berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris," kata pria berperawakan seperti anggota TNI ini.
George mengatakan, EL beroperasi hampir setiap hari. Hanya Minggu dan Senin EL libur beraktifitas.
Bagi anggota yang ada kesulitan dalam mengerjakan tugas bahasa Inggris, komunitas EL akan bersama-sama mencoba membantu. Jadi, dalam komunitas ini, belajar bahasa Inggris bisa dilakukan dengan santai dan menyenangkan.
"Kita sekarang sudah memiliki ribuan member yang bergantian datang ke sini. Dalam satu waktu, paling ramai bisa 30 member berada di sini," kata George.(*)