Harga Sawit dan Karet Murah Jadi Alasan Redi untuk Memalak Supir
Karet dan Sawit anjlok jadi asalan Redi Kurniawan memalak supir karena tidak punya uang untuk makan.
Penulis: Ardani Zuhri | Editor: Tarso
SRIPOKU.COM, MUARAENIM--- Redi Kurniawan (29) warga Desa Pagar Gunung, Kecamatan Lubai, Kabupaten Muaraenim tertangkap tangan menyimpan sajam ketika melakukan pungutan liar (pungli) terhadap supir angkutan barang, di jalan umum Desa Jiwa Baru, Kecamatan Lubai, Kabupaten Muaraenim, Rabu (17/2) sekitar pukul 10.00.
Dari informasi yang berhasil dihimpun di lapangan, tertangkapnya pelaku ketika petugas seperti biasa melakukan patroli rutin.
Sewaktu melintas di lokasi kejadian, petugas melihat ada beberapa orang yang gerak-geriknya mencurigkan diduga sedang memberhentikan beberapa mobil dengan tujuan memaksa meminta uang.
Melihat hal tersebut, petugas langsung melakukan tindakkan dengan mengejar para pelaku, namun sayangnya hanya satu orang yang berhasil dibekuk karena yang lainnya keburu melarikan diri.
Kemudian petugas langsung melakukan pengeledahan dan dibalik pakaian pelaku berhasil ditemukan sebilah pisau yang diselipkan di pinggang sebelah kiri serta uang sebesar Rp 25 ribu disaku sebelah kiri, yang diduga merupakan hasil dari pungli.
Melihat hal tersebut petugas langsung mengamankan pelaku di Mapolsek Lubai.
Menurut Redi Kurniawan, yang sehari-hari sebagai petani dan buruh serabutan ini, bahwa ia terpaksa melakukan pungli, sebab ia tidak mempunyai uang.
Sedangkan harga komoditi pertanian karet dan sawit anjlok, padahal kebutuhan hidup sangat besar. Sedangkan pisau digunakannya untuk berjaga-jaga.
"Aku tepakso pak, sebab katek duit untuk nak makan," kilahnya.
Sementara itu Kapolres Muarenim AKBP Nuryanto melalui Kabagops Kompol Andi Kumara dan Kasubag Humas Iptu Arsyad Agus, saat ini, pelaku bersama barang buktinya sudah diamankan. Pelaku karena tertangkap tangan membawa sajam maka akan dikenakan Pasal 2 ayat 1 UU Darurat No 12 tahun 1951.