Kasus DBD Tinggi, Empat Kecamatan di Muba Diawasi Khusus

Dengan masih tingginya kasus DBD pada empat kecamatan tersebut tentunya kita mempunyai program dalam mengatasinya.

Penulis: Fajeri Ramadhoni | Editor: Soegeng Haryadi
ISTIMEWA
Ilustrasi 

SRIPOKU.COM, SEKAYU -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) memberikan perhatian khusus terhadap empat kecamatan yang berada di Muba. Hal tersebut dikarenakan di empat kecamatan itu kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) tinggi.

"Saat ini terdapat empat kecamatan yang menjadi perhatian khusus bagi kita. Empat kecamatan tersebut antara lain, Kecamatan Sekayu, Kecamatan Sungai Lilin, Kecamatan Tungkal Jaya, dan Kecamatan Bayung Lencir. Jadi perhatian khusus diberikan karena tingkat kasus DBD masih tinggi karena di daerah tersebut masih terdapatnya rawah-rawah tempat berkembangnya nyamuk Aedes Aegypti," kata Kabid Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Chandra SKM.

Dijelaskannya, dengan masih tingginya kasus DBD pada empat kecamatan tersebut tentunya kita mempunyai program dalam mengatasinya. Salah satunya dengan cara Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), seperti membersihkan tempat penumpukkan sampah dan membuat aliran drainase agar tidak adanya genangan air.

"Upaya kita sendiri dalam memberantas DBD dengan cara PSN, disamping itu kita juga lakukan upaya foging fokus kepada tempat-tempat yang dinilai rawan intensitas dalam terjangkit DBD. Serta dengan himbauan terhadap masyarakat melalui pusat kesehatan masyarakat yang ada di desa-desa maupun kecamatan," ungkapnya.

Disinggung mengenai kasus DBD pada awal tahun ini, ia menjelaskan pada Januari saja 171 kasus DBD, lalu untuk bulan Febuari baru terdapat 9 kasus dari laporan yang ada. Sedangkan dari data tahun 2015 kemarin kasus DBD terscatat sebanyak 286 kasus DBD.

"Walaupun awal tahun kasus DBD sudah menyenuh angka 171 kasus, itu masih belum dikategorika kejadian luar biasa (KLB). Untuk KLB sendiri harus 2 kali lipat dari kasus yang ada, serta angka kematian juga mendukung apabila tingkat kematian untuk status KLB," ujarnya.

Dengan terjadinya peningkatan seperti ini, disebabkan banyaknya masyarakat yang tidak mengetahui gejala DBD. Karena kurangnya pengetahuan mengenai penyakit DBD.

"Kenapa banyak yang terkena DBD, karena banyaknya masyarakat yang tidak mengathui mengenai DBD. Oleh karena itu kita mengimbau kepada masyarakat agar dapat berkonsultasi dengan Puskesmas terdekat, agar bahaya DBD tidak terus meningkat," harapnya.

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved