Dirut BPJS Kesehatan, Fachmi Idris Resmi Jadi Guru Besar FK Unsri
Fachmi Idris resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Kedokteran Komunitas, Fakultas Kedokteran Unsri.
Penulis: Rahmaliyah | Editor: Soegeng Haryadi
SRIPOKU.COM, PALEMBANG -- Plt Direktur Utama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, Fachmi Idris resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Kedokteran Komunitas, Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya, Rabu (27/1/2016).
Dalam rapat senat khusus terbuka yang diselenggarakan di Gedung Serba Guna Unsri, Prof Dr dr Fachmi Idris Mkes, membacakan orasi ilmiah untuk pengukuhan guru besarnya yang berjudul 'Bejana Berhubungan Permasalahan Kesehatan Nasional di Era Jaminan Kesehatan Nasional'.
Poin utama yang menjadi pembahasan suami dari Dr. dr. Hj. Rini Purnamasari, Sp.A ini adalah mengenai rekanalisasi penyelesaian berdasarkan pendekatan ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu kedokteran komunitas melalui model publik privat miks dan model 'public to public' di dalam sistem pelayanan kesehatan.
"Topik ini didasari oleh disiplin ilmu yang saya miliki, yakni ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu kedokteran komunitas. Dimana tugas sebagai akademisi memberikan pengetahuan, bahwa ada tiga bejana yakni kaitannya dengan komunitas yang ada di masyarakat, kesehatan masyarakat sifatnya mengorganizir aktifitas masyarakat, terakhir lintas sektor. Ketiga bejana ini lah sebagian orang tidak mengetahui bahwa saling berhubungan," ujarnya.
Poin penting lainnya yang menjadi sorotan mantan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) termuda ialah menyorot bagaimana kinerja pelayanan kesehatan di tingkat dasar akan meningkatkan kondisi kesehatan masyarakat secara lebih meluas melalui pemanfaatan model kemitraan.
"Model kemitraan dimaksud adalah model kemitraan yang memadukan prinsip pelayanan kedokteran (UKP) dengan prinsip pelayanan kesehatan masyarakat (UKM). Sistem pelayanan kesehatan “publik privat mix” yang tidak hanya ditujukan pada perbaikan kualitas pengobatan (improving the quality of curative treatment) namun ditujukan pula pada upaya pelayanan yang bersifat preventif (expanding provision of preventive health care service). Apabila kedua tujuan ini dapat disinergikan maka akan terbentuk satu sistem pelayanan kesehatan, yang menerapkan prinsip-prinsip paradigma sehat, sebagai bagian dari strategi pembangunan berwawasan kesehatan, untuk mencapai Indonesia yang lebih sehat," jelasnya.
Fachmi yang menjadi guru besar ke-116 Unsri ini menilai apabila gagasan untuk pemanfaatan model ini diterapkan pada program prioritas pemerintah, yaitu Jaminan Kesahatan Nasional- Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS), model ini sangat bermanfaat untuk me-“rekanalisasi” penyelesaian masalah kesehatan berdasarkan pendekatan Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Kedokteran Komunitas melalui implementasi Model Publik Privat Miks di dalam sistem pelayanan kesehatan. Apalagi dibandingkan program sebelumnya, JKN-KIS memberikan tambahan manfaat, selain pengobatan, yaitu layanan preventif, promotif, penapisan, dan deteksi dini yang intensif dan terintegrasi dengan upaya kesehatan masyarakat.
"Dengan adanya KIS, upaya kesehatan perorangan akan ditambah dengan penelusuran hingga ke lingkup keluarga sehingga intervensi tidak terbatas pada mengobati pasien tetapi juga keluarganya sebagai bagian dari promosi kesehatan dan pencegahan penyakit," ungkapnya.
Sementara itu, Rektor Unsri Prof Ir Anis Saggaf, MSCE mengatakan, saat ini jumlah guru besar di Unsri yakni 116 orang di segala bidang. Sementara yang aktif ada 70 orang.
"Kita berharap, semoga para guru besar ini bisa memberikan sumbagsihnya baik itu dalam duni pendidikan maupun masyarakat," ujarnya.
Dalam acara pengukuhan tersebut turut pula hadir, Ketua MPR RI Zulkifli Hasan, Gubernur Sumsel Alex Noerdin, pejabat, dan ikatan alumni Kedokteran Unsri.