Pipa Pertamina Digergaji, Sawah Warga Menghitam
Ketika melintas di areal persawahan, ia kaget sebab sebagian lahan persawahannya sudah digenangi oleh tumpahan minyak mentah.
Penulis: Ardani Zuhri | Editor: Soegeng Haryadi
SRIPOKU.COM, PALI -- Sebuah pipa milik PT Pertamina EP Adera Field bocor diduga akibat disabotase dengan cara digergaji oleh oknum yang tidak bertanggungjawab. Lokasi kejadian di Desa Pandan Kecamatan Tanah Abang, Kabupaten PALI, Senin (9/11/2015) sekitar pukul 04.00.
Dari informasi yang berhasil dihimpun di lapangan, Selasa (10/11/2015), aksi pencurian pipa milik Pertamina dengan cara mengergaji secara tidak sengaja diketahui oleh warga bernama Hendra (50), yang akan berangkat ke kebun.
Ketika melintas di areal persawahan, ia kaget sebab sebagian lahan persawahannya sudah digenangi oleh tumpahan minyak mentah.
Melihat hal tersebut, ia langsung pulang dan melaporkan kejadian itu ke Kepala Desa yang kemudian diteruskan ke pihak PT Pertamina EP Adera, selaku pemilik pipa.
Adanya laporan tersebut, tim HSSE langsung melakukan pengamanan agar tumpahan minyak tidak meluas dan membersihkan lahan yang terkena minyak mentah seluas 40 x 45 meter milik warga.
Kejadian tersebut dibenarkan oleh Kepala Desa Pandan Udial Sastra.
Menurutnya ada pipa milik Pertamina EP Adera yang digergaji oleh oknum yang tidak bertanggungjawab.
Akibatnya ada areal sawah milik warganya yang terkena minyak mentah.
Saat ini lanjutnya, masih dilakukan pembersihan oleh tim Pertamina.
"Waktu warga ke kebun, sawah sudah dipenuhi minyak. Untung saja sawahnya sudah dipanen," kata Udial Sastra.
Sementara menurut M Haryono, Asmen Legal & Relation PT Pertamina EP Adera, pelaku diduga menggergaji pipa trunk-line 8 inch sehingga menyebabkan minyak bocor dan menggenangi lahan warga.
Atas ulah oknum yang tidak bertanggungjawab, selain telah menyebabkan kerugian di pihak warga, juga membuat kerugian juga terhadap Pertamina dan negara.
"Yang rugi bukan cuma Pertamina saja, warga yang terkena tumpahan itu juga ikut dirugikan. Untung saja tanaman padinya sudah dipanen, kalau tidak kan kasihan," ujar Haryono.
Akibat kejadian ini, lanjut Haryono, negara selaku pemilik Pertamina telah dirugikan jutaan rupiah akibat terhambatnya produksi dan biaya pembersihan lahan.
Padahal saat ini katanya, Pertamina sedang menggenjot produksi, agar mampu menambah pendapatan negara dan pemerintah daerah yang bisa digunakan untuk membangun daerah.