15 Orang Keracunan Dilarikan ke RS RK Charitas Palembang
Petugas IGD segera menghubungi petugas ronde keperawatan untuk bantuan.
Penulis: Yandi Triansyah | Editor: Sudarwan
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Sebanyak 15 orang dirujuk ke IGD RS RK Charitas Palembang, Minggu (1/11/2015) malam.
Mereka diduga keracunan makanan setelah menyantap nasi jaga malam yang disediakan oleh unit produksi makanan.
Dokter jaga IGD mengungkapkan, karyawan jaga malam menyantap nasi.
Namun pagi harinya mulai dari sekitar pukul 07.40 hingga 08.40 berdatangan ke IGD dengan keluhan mual-mual, pucat, dehidrasi dan pusing kepala.
Pihaknya segera melakukan triase dan memberikan pertolongan serta pengobatan terhadap pasien korban keracunan massal.
Dokter jaga terlihat melapor kepada ketua tim kode jingga.
Namun sebelumnya, pihaknya juga mengubungi pihak keamanan, untuk mengamankan area IGD dan lokasi penampungan korban.
Petugas IGD segera menghubungi petugas ronde keperawatan untuk bantuan.
Namun ternyata, itu bagian skenario penanganan simulasi keracunan makanan oleh pihak RS RK Charitas.
Kegiatan tersebut merupakan rangkaian program Sistem Penangulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) yang merupakan program rutin dari Komite K3RS Charitas Palembang.
Direktur SDM dan Umum, dr Harsono Saotoso, MARS mengatakan, kegiatan tersebut merupakan rangkaian acara drill (simulasi) kesiapan RS RK Charitas Palembang dalam menghadapi situasi bencana.
Hal ini dilatarbelakangi karena keberadaan rumah sakit tersebut, sebagai rumah sakit rujukan kesehatan di Sumsel baik tingkat nasional maupun Internasional.
"RS RK Charitas sesuai dengan komitmennya untuk meningkatkan keselamatan pasien dan memberikan pelayanan bermutu," katanya.
Selain itu, kegiatan tersebut untuk menguji kesiapsiagaan rumah sakit dalam menghadapi bencana, dari segi prosedur kesiapan sarana. Seperti logistik, kelengkapannya, obat dan alat kesehatannya.
"Prosedur evakuasi, komando bencana, prosedur pemeriksaan IGD, prosedur perkiraan jumlah korban dan jenis luka dan mobilisasi penambahan tenaga," katanya.
Dalam simulasi tersebut membutuhkan waktu sekitar 1 jam seluruh korban tertangani dengan baik.
Menurut dia, pada simulasi itu harus diprioritaskan pasien yang dianggap paling sekarat untuk ditangani.
"Butuh 1 jam kita untuk menagani pasien. Mulai dari datang hingga pasien dinyatakan bisa diselamatkan," katanya.
