Yusuf Mansyur: Allah juga Sering Bertanya dalam Quran
Atur, kontrol, jempol, mata, hati dan pikiran. Jangan sampe menyakiti. Justru akan aneh jika tidak saling ketemu, bisa saling saling menyakiti.
Penulis: Darwin Sepriansyah | Editor: Darwin Sepriansyah
SRIPOKU.COM --- Dakwah itu punya cara. Salah satu caranya, bikin ummat pintar yakni dengan bertanya. Allah juga sering bertanya dalam Quran.
Ustadz Yusuf Mansur menjelaskan pertanyaan yang diungkapkan Allah pastinya bukan berarti tidak tahu. Sebab tidak mungkin Allah tidak tahu, tapi bertanya untuk memberi jawaban.
"Dakwah itu punya cara. Salah satu caranya, bikin ummat pintar. Misalnya dengan bertanya." ucap Yusuf Mansur lewat akun twitternya @Yusuf_Mansur, Selasa (20/10/2015).
Dilansir dari yusufmansur.com, berdakwah mengajak orang lain, juga bukan untuk menjaga wibawa, tapi untuk mengajak. Salah satu cara mengajak, adalah menjadi dekat. Untuk menjadi dekat, jadilah sosok yang cair, yang tidak ditakutin.
"Perkara soal komen, orang Indonesia sekarang emang makin jago komen, he he. Bukan pemain emang, tapi komentator." ujarnya.
Dikatakan, kalau anda jadi ayah, jadilah ayah yang periang, yang penyabar, yang sesekali bercanda sama anak.
Jadilah juga ayah yang jangan serba tahu. Meski tau, sesekali perlulah pura-pura tidak tahu, dalam rangka mendidik anak.
Bikinlah anak dewasa, agar mau mengemukakan pendapatnya.
"Tapi ajarkan akhlak bagi anak, agar tahu tata krama ketika bicara dengan seorang ayah," tegas Ustadz Yusuf Mansur.
Demikian juga, ketika jadi guru, sesekali boleh marah, boleh menegur, tapi hiasi wajah lebih banyak dengan keramahan. Anak-anak murid pasti nyaman.
Jadilah guru yang nyaman bagi anak-anak. Mau tersenyum bareng, mau tertawa bareng, mau duduk bareng, tapi apa adanya, tidak dibuat-buat.
"Semua kawan-kawan di hati saya. Kudu (mesti) siap juga diajak diskusi. Jarang-jarang guru mau ngajak diskusi. Maunya ngajar dan merintah," ucapnya.
Ustadz Yusuf Mansur menyampaikan, jangan sampai apabila dilempar bahan, bawaannya sudah nyolot, kapan mau cerdasnya? Bila dilempar isu, sudah su-udzdzan (buruk sangka), tidak akan terjadi diskusi.
Biasakan berhati adem, berpikiran tenang. Santai. Hidup sudah banyak susahnya. Masa di dunia media sosial yang bisa bercanda-canda, tegang juga.
Tidak ketemu saja sudah pada sewot, bagaimana lagi jika ketemu? Itu yang terjadi. Perang batu, perang parang, perang senjata.