Seto Mulyadi: Indonesia Darurat Kekerasan Anak
Kekerasan terhadap anak terus meningkatkan dikarenakan Indonesia sampai saat ini belum bisa mengedepankan perlindungan anak.
SRIPOKU.COM, PALEMBANG -- Maraknya aksi kekerasan terhadap anak yang dipantau dalam beberapa tahun belakangan ini, membuat Komisi Nasional (Komnas) Perlindungan Anak mencanangkan Indonesia Darurat Kekerasan Anak.
Mirisnya, sejak dicanangkan pada empat tahun belakangan, angka kekerasan terhadap anak terus mengalami peningkatakan setiap tahunnya. Bahkan, dari tahun 2014 sampai 2015 kekerasan anak naik diangka 30 persen.
Hal ini diungkap langsung oleh Seto Mulyadi, Dewan Konsultatif Nasional Komnas Perlindungan Anak saat berkunjung ke Palembang, Senin (5/10/2015).
Kak Seto panggilan akrabnya mengatakan, kekerasan terhadap anak terus meningkatkan dikarenakan Indonesia sampai saat ini belum bisa mengedepankan perlindungan anak.
Meski sejak 1997 Gerakan Nasional Perlindungan anak telah dibentuk, faktanya tak ada jeratan efek jera kepada pelaku, sehingga kekerasan tersebut hingga sekarang masih berlanjut.
Seto pun memberikan contoh pada kasus yang menimpa Angeline gadis yang tewas oleh orang tua angkatnya sendiri di Bali, serta Putri Nur Fauziah bocah kelas 3 SD yang ditemukan warga di Jalan Sederhana, Tegal Alur, Kalideres, Jakarta pada Jumat malam.
"Namun, kasus tersebut itu sampai sekarang tidak berjalan maksimal. Semestinya kasusnya cepat terungkap kalau kepolisian mengambil langkah tegas. Fenomena kasus kekerasan anak ini seperti gunung es, sehingga sejak empat tahun terakhir kita belum bisa mencabut pencanangan Indonesia Darurat Kekerasan Anak," kata Seto.