Rekaman Suara Mengerikan Korban Pemerkosaan Hebohkan Netizen
Ia terdengar terisak-isak dan mengatakan : “ Aku mendengar teriakanmu. Tolong, selamatkan aku.”
SRIPOKU.COM, AUSTRALIA --- Seorang wanita malang terdengar menangis tersedu-sedu, ketika ia menghubungi nomor darurat, sesaat setelah diperkosa oleh dua orang lelaki tak bertanggungjawab.
Rekaman suaranya pun beredar di dunia maya dan membuat heboh netizen.
Dikutip dari (28/9/2015), dengan menggunakan bahasa Inggris yang tak terlalu lancar, pengungsi asal Somalia ini, dengan putus asa, memohon bantuan setelah ia diserang di sebuah daerah di Kepulauan Nauru.
Wanita berusia 26 tahun yang tak diketahui identitasnya ini, mengklaim tengah berjalan di sekitar kamp pengungsian Ewa saat ia secara tiba-tiba ditarik ke semak-semak oleh dua orang pria tak dikenal yang merupakan penduduk lokal.
Kemudian ia berhasil melarikan diri dan bersembunyi di sebuah gua yang gelap.
Dari gua itu akhirnya ia berhasil menghubungi polisi pada 21 Agustus 2015.
Ia kemudian terdengar berbicara dengan seorang operator laki-laki dengan menangis, sebelum akhirnya berhasil ditemukan oleh pihak kepolisian dalam sebuah video yang diperoleh dari salah satu program ABC, 7.30 Report.
Ia terdengar terisak-isak dan mengatakan : “ Aku mendengar teriakanmu. Tolong, selamatkan aku.”
Ia kemudian mengatakan kalau ia tengah bersembunyi dan kembali mengucapkan : “Aku mendengar teriakanmu. Tolong, pria-pria ini datang lagi,”
Dia terus menerus memohon bantuan, sebelum akhirnya suara sebuah sirene terdengar beberapa saat kemudian.
Wanita ini akhirnya menceritakan kejadian mengerikan yang dialaminya kepada ABC.
Ia mengatakan merasa tidak aman di pulau tersebut, setelah mengalami kekerasan dan serangan seksual.
Ia mengatakan : “Aku tak memiliki keamanan dan para pria Nauru itu kerap menyentuh dan melecehkan kami.”
Insiden ini pun akhirnya mengarah kepada beberapa klaim yang mengatakan bahwa para pengungsi yang berada di salah satu pulau dari Australia tersebut dalam keadaan tidak aman.
Daniel Webb, direktur badan advokasi dari Melbourne’s Human Rights Law Centre, mengatakan bahwa Australia tak seharusnya menempatkan para pengungsi di dalam daerah Nauru tersebut.
