Dipaksa Menahan Kencing Saat Ujian, Seorang Pelajar Dilarikan ke RS
”Ketika ia di kamar mandi, ia mengalami pendarahan ketika buang air kecil yang disebabkan oleh hemorrhagic cystitis.”
SRIPOKU.COM, ITALIA - Seorang mahasiswa harus mengalami pendarahan dan menjalani perawatan di rumah sakit, setelah pengawas ujian di universitasnya melarangnya untuk ke toilet dan harus menahan kencing selama ujian.
Dikutip dari Mirror (18/9/2015), mahasiswa berusia 19 tahun yang tidak diketahui identitasnya ini, merupakan seorang pelajar dari The University of Palermo di Sicily, Italia.

Ia dilaporkan harus menahan kencing karena sang pengawas ujian menganggapnya akan merusak ujian jika pergi ke toilet.
Menurut sebuah laporan dari Italia, dilaporkan bahwa universitas tersebut telah menerapkan sebuah aturan ketat, setelah kerap kali harus mengalami kecolongan mengenai kecurangan yang terjadi setiap diadakannya sebuah ujian.
Floriana, saudara perempuan dari sang mahasiswa, kepada Today.it, mengatakan :
”Ia harus mengalami infeksi saluran kemih dan harus mengalami rasa sakit yang cukup menyiksa.”
”Namun mereka (pihak dari universitas) mengatakan kepadanya kalau tes tersebut akan dibatalkan bila ia pergi ke toilet,” ia menambahkan.
Diketahui bahwa beberapa tindakan telah diambil oleh pihak dari universitas tersebut untuk mencegah kecurangan yang terjadi saat ujian, salah satunya, dengan hanya memperbolehkan mahasiswa yang ingin ke toilet untuk keluar satu per satu.
Setelah ia menyelesaikan ujiannya, ia terpaksa harus menunggu selama 40 menit sebelum akhirnya bisa pergi ke toilet.
Saudara perempuannya mengatakan kalau dia ingin sekali mendapatkan sebuah perawatan di rumah sakit, sehingga ia harus bungkam dan akhirnya berakhir di rumah sakit.
Florina menambahkan : ”Ketika ia di kamar mandi, ia mengalami pendarahan ketika buang air kecil yang disebabkan oleh hemorrhagic cystitis.”
Tak hanya harus menderita sakit, ponsel yang ia titipkan kepada sang pengawas ujian pun raib entah kemana.
Saat ini, keluarganya tengah melakukan upaya tuntutan untuk meminta pertanggung jawaban dari para pengawas ujian di universitas tersebut. (Sadam, Sumber: Mirror/Mark Leatham)
