Monyet Patrajaya, Dikeramatkan, dan Pandai Jadi Suporter
"Doyan makan permen, cokelat, minum air mineral dari gelas, tidak takut manusia, bahkan menjadi suporter tim sepakbola yang sedang bertanding...
Penulis: Hendra Kusuma | Editor: Hendra Kusuma
SRIPOKU.COM, PALEMBANG-Kondisi Stadion Patrajaya mungkin tidak terawat, namun tetap menjadi daya tarik dan kerap digunakan tim-tim sepakbola lokal untuk sparing atau ujicoba. Namun bukan itu yang menjadi cerita menarik Patrajaya.
Sebab stadion yang sudah tidak terawat itu mulai dilupakan, namun aktivitas dari satwa di sekitar Patrajaya lah yang menjadi daya tarik pengunjung, sebab satwa ini terbilang jinak, tidak takut dengan orang-orang sekitar bahkan ketika tim sepakbola sedang bertanding, mereka duduk berjejer di sekitar tribun. Namun tidak terlihat monyet kondor, yang dikabarkan monyet besar berusia 21 tahun yang kerap disebut Raja Monyet.
Ada pula yang berdiri di atas atap tribun dan menggoyang-goyang atap berbahan seng itu sehingga terdengar brisik. Dalam pertandingan antara Posela FC versus BTN, satwa khas Patrajaya ini membuktikan kemampuannya memberikan dukungan kepada kedua tim.

Memberikan makanan kepada monyet Patrajaya/Ist
Namun, setelah pertandingan berakhir mereka kemudian meminta makan, baik itu permen atau sekadar air, jeruk, pisang dan lain sebagainya, asalkan bisa dimakan.
Tak lama kemudian puluhan monyet ini besar dan kecil menghilang, mereka pun seperti kompak mundur teratur setelah pertandingan kedua tim berakhir.
"Mereka seperti mau jadi suporter, wajar saja karena sejak lama mereka dekat dengan penduduk sekitar dan puluhan tahun kerap melihat warga menonton pertandingan dan memberikan dukungan," ujar Arif, salah seorang penduduk sekitar.
Juru Bicara Tim Posela Hendra AB pun turut mengomentari tingkah lucu dari satwa Patrajaya ini."Mereka seperti jadi suporter. Tetapi sebenarnya mereka tertarik karena ada makanan-makan yang dibawa peserta," ujarnya. "Doyan makan permen, cokelat, minum air mineral dari gelas, tidak takut manusia, bahkan menjadi suporter tim sepakbola yang sedang bertanding," ujar Hendra.
Dikeramatkan

Monyet Patrajaya dan Bagus Kuning/Dok Sripo
Puluhan monyet-monyet ini memang sudah lama menjadi penunggu kawasan Patrajaya khususnya Kawasan Bagus Kuning.
Mereka kerap berkeliaran hingga luar Bagus Kuning, bahkan keluar stadion, berdiri di pagar-pagar stadion dan ke pinggiran jalan. Namun sebenarnya tempat tinggal dan menjadi habitat mereka adalah kawasan di pemakaman Bagus Kuning.
Namanya, kompleks makam Ratu Bagus Kuning di tepi Sungai Musi, Kelurahan Tangga Takat, Kecamatan Seberang Ulu II, diyakini tempat persemayaman Ratu Bagus Kuning. Makamnya terletak dalam bangunan berkubah, bersama tiga makam tokoh lainnya, yaitu Penghulu Gede Tubagus Karang, Datuk Buyung dan Kuncung Manis.
