Jembatan Gantung Simpang Meo Muaraenim Putus, 1 Warga Tewas
Semenjak putusnya jembatan itu membuat warga kesulitan membawa hasil bumi ke desa.
Penulis: Ardani Zuhri | Editor: Soegeng Haryadi
SRIPOKU.COM, MUARAENIM -- Warga Desa Simpang Meo, Kecamatan Tanjung Agung, Muaraenim, mengeluhkan jembatan gantung yang putus.
Semenjak putusnya jembatan itu membuat warga kesulitan membawa hasil bumi ke desa.
Menurut Kades Simpang Meo Fajar, bahwa ukuran panjang jembatan gantung tersebut sekitar 100 meter dengan lebar kurang lebih 1,5 meter.
Jembatan gantung tersebut putus, sekitar seminggu yang lalu setelah tertimpa pohon yang tumbang.
Bahkan pada saat pohon tumbang tersebut, menelan korban yakni seorang warganya bernama Hamka Dani (63) yang sehari-harinya sebagai petugas P3N.
Pihaknya sempat kesulitan ketika akan mengevakuasi jenazah korban sebab terhimpit pohon dan reruntuhan jembatan.
"Kejadiannya Minggu (7/6/2015) sekitar pukul 17.00. Korban hendak mandi ke sungai enim, ketika pas dipangkal jembatan, tiba-tiba pohon kemang roboh menimpa korban dan jembatan gantung hingga putus," ujar Fajar.
Setelah jembatan putus, lanjut Fajar, warga sangat kesulitan untuk membawa hasil hutan dan kebun ke desa. Akibatnya warga terpaksa harus ekstra hati-hati ketika menyeberangi sungai.
Untuk itu, pihaknya meminta bantuan kepada Pemkab Muaraenim untuk bisa
secepatnya memperbaiki jembatan gantung tersebut. Karena jika mengharapkan swadaya masyarakat tidak akan terwujud sebab memerlukan biaya cukup besar.
Ditambahkan Iskandar Dinata (45) warga desa setempat, selain perbaikan jembatan gantung baru, warga juga minta dibangunkan bronjong di bibir sungai yang melintasi persawahan warga. Sebab sebagian dinding sungai yang di atasnya areal persawahan banyak yang tergerus arus sungai sehingga terancam longsor jika terjadi banjir.