Eksklusif Sriwijaya Post
Bukti Sejarah Kerajaan Sriwijaya di Atas Selokan
Salah satu prasasti kuno masa Kerajaan Sriwijaya itu diletakan di alas batu yang di bawahnya melintas air pembuangan.
Sebabnya, pihak museum belum memiliki ruangan khusus untuk ditempati prasasti sesuai kerajaannya. “Memang tidak dikelompokan, tapi pastinya seluruh prasasti dikumpulkan di dalam Gedung A museum. Karena jumlahnya memang banyak, jadi ada prasasti yang diletakan di lorong-lorong museum. Tapi intinya ada di satu tempat dan pengunjung bisa melihatnya secara langsung,” ujarnya.
Menanggapi tempat prasasti Kedukan Bukit di atas selokan air dan berdekatan dengan pipa air hujan, Daromi menjelaskan jika tempat itu sudah sesuai dan telah ada sejak zaman Belanda. Bahkan belum diubah hingga kini.
“Lokasi itu adalah Taman Prasasti. Kalau dibilang prasasti tua pada abad keenam, memang Kedukan Bukit Kerajaan Sriwijaya adalah yang tertua kedua di museum. Karena ada prasasti dari Kerajaan Kutai pada masa abad keempat dan kelima,” terangnya.
Daromi menerangkan, pemerintah melalui museum tengah membangun Gedung C. Jika sudah rampung, pihaknya akan mengubah tata letak prasasti yang ada seperti Kedukan Bukti ke tempat yang diinginkan oleh masyarakat.
Mendengar sejarah Kerajaan Sriwijaya mungkin bisa membuat warga Palembang cukup bangga. Sriwijaya dikenal sebagai kerajaan besar karena daerah kekuasaan membentang dari Kamboja, Thailand Selatan, Semenanjung Malaya hingga India. Bahkan ke Selat Malaka, Laut Cina Selatan, Laut Jawa sampai Selat Karimata.
Bermula dari Dapunta Hyang Sri Jayanasa menaiki perahu membawa 20 ribu bala tentara lengkap dengan perbekalan, menyusuri Sungai Musi dari Mukha Upang usai menaklukkan Kerajaan Melayu pada awal abad ketujuh. Pawai kemenangan (Siddhayatra) Dapunta Hyang Sri Jayanasa ke Sungai Musi tertulis di Prasasti Kedukan Bukit yang dibuat tahun 605 Saka atau 683 Masehi. Prasasti itu pula yang membuktikan Kota Palembang jadi pusat Kerajaan Sriwijaya. (bew)