Eksklusif Sriwijaya Post
Ada Tempat Sampah Dalam Kelas SDN 196 Kalidoni
Tak berlebihan jika disebut sebagai bom waktu, dikarenakan sewaktu-waktu dengan kondisi yang parah, bangunan sekolah bisa saja ambruk seketika.
SRIPOKU.COM, PALEMBANG -- Meski berada di tengah Kota Palembang, tak membuat kondisi bangunan sekolah milik pemerintah ini dalam kondisi yang baik. Sekolah Dasar (SD) Negeri 196 Palembang yang berlokasi di Kelurahan Bukit Sangkal Kecamatan Kalidoni Palembang, kondisi bangunannya miris dan sangat memprihatinkan.
Dari pantauan Sripoku.com, Kamis (29/1/2015), kondisi bangunan sekolah memang sangat tak layak. Tiga ruangan yang dijadikan lokal atau kelas, seakan menjadi "bom waktu" bagi siswa dan guru yang sedang beraktivitas belajar dan mengajar. Tak berlebihan jika disebut sebagai bom waktu, dikarenakan sewaktu-waktu dengan kondisi yang parah, bangunan sekolah bisa saja ambruk seketika dan menimpa siswa dan guru yang sedang belajar dan mengajar.
Bangunan sekolah yang berdiri di atas rawa-rawa sejak tahun 1986 ini sudah dalam keadaan miring. Sebagian tiang-tiang bangunan sekolah sudah lapuk yang membuat bangunan sekolah menjadi miring. Lantai sekolah yang dibangun dari susunan kepingan papan, sebagiannya juga ada yang sudah jebol dan rata dengan rawa-rawa.
Di dalam kelas pun pihak sekolah terpaksa membuat pagar pembatas dengan seutas tali plastik, agar siswa tidak terperosok masuk ke rawa-rawa yang kondisi airnya berbau dan dipenuhi sampah. Kondisi bangunan sekolah memang sangat membahayakan, atap atau plafon juga dalam kondisi yang sudah rusak berat dan bolong.
"Takut roboh kalau lagi belajar, karena lantainya sudah goyang-goyang," ujar Malik, siswa kelas 2 dengan polosnya. Rasa ketakutan sewaktu-waktu bangunan roboh bukan dirasakan Malik saja, namun juga dirasakan teman-temannya. Para guru juga merasa khawatir dengan kondisi bangunan sekolah, terutama saat berlangsungnya proses belajar mengajar.
"Satu lokal tidak kami pakai lagi, karena lantainya sudah ambruk. Kalau tetap dipakai, bisa membahayakan siswa kami," ujar Netty Herawati SPd, seorang guru di SD Negeri 196 Palembang tersebut.
Bangunan SD Negeri 196 Palembang terdiri dari enam ruangan. Tiga ruangan sudah dibangun secara permanen dan tiga ruangan lainnya masih kayu dan secara bergantian dipakai untuk proses belajar mengajar kelas 1, kelas 2, kelas dan kelas 4. Secara keseluruhan jumlah murid SD Negeri 196 Palembang ada 196 siswa yang terdiri dari 13 guru tenaga pengajar.
"Sejak berdiri tahun 1986, khusus untuk tiga lokal yang dari kayu ini sama sekali tidak pernah direhab. Jadi kondisinya rusak. Kami guru sekolah sudah berusah maksimal mungkin untuk melakukan perbaikan seadanya," ujar Nurlela Hayati SPd, seorang guru yang mengajar di SD Negeri 196 Palembang sejak tahun 1992.
Kepsek Negeri 196 Palembang Anawati M Pd mengatakan, pihak sekolah sampai saat ini hanya bisa menunggu bantuan dari dinas pendidikan. Proposal untuk meminta bantuan dalam perbaikan bangunan sekolah, setiap tahunnya sudah diajukan namun belum ada tanggapan. Bahkan langkah terakhir pihak sekolah mengajukan surat ke komisi IV DPRD Kota Palembang agar bisa langsung melihat kondisi bangunan sekolah yang sangat butuh perbaikan.
"Kami guru-guru kasihan melihat murid-murid yang semangat untuk belajar. Kalau hujan deras, sekolah kami banjir dan murid-murid terpaksa pembersihan terlebih dulu sebelum belajar. Mungkin kalau ada angin kencang, sekolah kami ini bisa roboh," ujarnya.
Lebih mirisnya, dilihat dari lingkungan sekitar SD Negeri 196 Palembang, sekolah ini berada di dekat komplek perumahan guru. Bahkan jajaran pejabat dinas pendidikan Kota Palembang pun tinggal berdekatan dengan sekolah yang nyaris ambruk.
Entah tahu atau tidak, seolah jajaran pejabat dinas pendidikan seakan tidak peduli dengan kondisi sekolah. Diketahui sebelumnya, pada masa kampanye Pilwako Palembang beberapa waktu lalu. Plt Walikota Palembang Harnojoyo juga sempat mengunjungi sekolah. Kunjungan Harnojoyo pun disambut sejumlah guru-guru sekolah. "Pak Harno pernah datang ke sekolah kami waktu masa kampanye dulu, katanya setelah melihat kondisi sekolah ini menjadi PRnya jika sudah terpilih. Mungkin sekarang pak Harno lagi sibuk ya," ujar seorang guru yang ditemui. (bew)