Jika Menangis Tanpa Airmata, Itu Tanda Si Bayi dalam Kondisi Kritis

SRIPOKU.COM-Jika bayi kamu termasuk yang sulit minum susu, waspadalah pada ancaman dehidrasi yang mungkin bisa menyerang.

Sayangnya, takseperti orang dewasa atau mungkin balita yang sudah lebih besar, dehidrasi pada bayi agak sulit diketahui karena ia tak bisa menyampaikan keluhannya secara langsung.

Menurut dr. Titis Prawitasari, SpA(K) dari Departemen Ilmu Kesehatan RS Cipto Mangunkusumo, gejala dehidrasi pada bayi berusia 0-1 tahun bisa terlihat dari kondisi mulut yang kering, bibir terlihat pecah-pecah, tak mengeluarkan air mata saat menangis, dan selalu mengantuk dengan kondisi yang lemas dan sering gelisah.

Gejala lain yang mungkin muncul adalah kondisi tangan dan kaki yang terlihat pucat karena kurangnya cairan yang masuk ke dalam tubuh. Kondisi mata pun akan terlihat berbeda dan terlihat lebih cekung. Bagian ubun-ubun bayi juga terasa cekungannya saat diraba.

Di samping itu, intensitas kencing bayi akan berkurang disertai dengan warna yang lebih pekat dan agak berbau. Ciri-ciri ini mirip dengan kondisi dehidrasi yang dialami orang dewasa. “Bila anak mengalami dehidrasi berat maka tekanan turgor tubuh menurun sehingga ketika kulit anak dicubit, tidak segera kembali," kata dr. Titis.

Untuk balita gejalanya hampir sama dengan bayi. Perhatikan frekuensi anak buang air kecil. Jika dalam enam jam anak masih belum kencing, maka ibu harus mulai khawatir karena bisa jadi ia mengalami dehidrasi. Gejala lain yang bisa terlihat juga adalah ketika anak terburu-buru menghabiskan minumannya saat ia bertemu air minum. Jika sudah dalam kondisi yang cukup berat, anak bisa tak bergairah saat diberikan minum.  

Oleh karena itu, mulai dari sekarang mari coba untuk lebih cermat memperhatikan gejala dehidrasi yang mungkin terjadi pada bayi dan anak. Jangan sampai mereka mengalami dehidrasi berat yang justru mengancam kesehatannya.