Titik Api Turun Drastis, Kabut Asap di Palembang Menghilang

Kabut asap yang ditimbulkan oleh kebakaran hutan dan lahan secara perlahan mulai menipis sejak tiga hari belakangan.

Editor: Soegeng Haryadi
SRIPOKU.COM/SYAHRUL HIDAYAT
Kota Palembang yang selama ini diselimuti asap pekat sisa pembakaran lahan, hari ini Kamis (23/10/2014), cerah. Aktivitas warga di Sungai Musi tidak lagi gelap, warga pun sudah mulai melepaskan maskernya. 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG -- Kabut asap yang ditimbulkan oleh kebakaran hutan dan lahan secara perlahan mulai menipis sejak tiga hari belakangan. Jarak pandangan yang berkurang, titik api yang menurun serta turun hujan menjadi awal perubahan kabut asap berangsur menghilang.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel, Yulizar Dinoto mengatakan, pihaknya memantau titik api dari Satelit Terra dan Aqua pada pukul 05.00 WIB, Rabu 22 Oktober menunjukkan penurunan secara signifikan.

Di Cengal dan Pampangan ada empat titik api, Pedamaran ada dua titik dan Tulung Selapan terpantau 19 titik. Penurunan titik api membuktikan kabut asap mulang menghilang," kata Yulizar saat ditemui di ruang kerjanya.

Menurut Yulizar, banyak faktor yang menyebabkan kabut asap mulai menipis. Selain titik api, arah angin yang menyapu kabut asap dan membawa awan penghujan ditambah operasi darat dan udara yang dilakukan tim penanggulangan bencana kabut asap.

"Angin membawa awan penghujan dari Selat Bangka dan dari laut, sehingga lebih mudah bagi tim untuk menebar garam ke langit Sumsel. Water Bombing dan tim darat semakin gencar melakukan pemadaman," ujarnya.

BPBD Sumsel dibantu Badan Pengkajian dan Penerapan Tehnologi (BPPT) mulai melaksanakan Tehnologi Modifikasi Cuaca (TMC) menggunakan Cassa 232, menggantikan pesawat Hercules milik TNI AU yang dioperasikan ke wilayah Palangkaraya.

Pada TMC tahap pertama yang dilakukan pada pertengahan September lalu, masyrakat menilai upaya yang dilakukan pemerintah untuk menanggulangi kebakaran hutan dan lahan belum berhasil. Terlihat dari semakin pekatnya kabut asap.

Padahal sudah 42 ton garam NaCl disemai. Pada TMC tahap II yang dimulai kemarin, BPBD dan BPPT meyakini upaya tersebut akan berhasil membuat hujan buatan lewat penyemaian 35 ton garam.

"Meski prediksi hujan deras dimulai pada awal November, upaya Water Bombong, TMC hingga pemadaman lewat darat akan terus dilakukan hingga akhir Oktober, status tanggap darurat berakhir," sebutnya.

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved