Dua Jembatan Gantung di Sungai Kelingi Bikin Jantung Deg-degan
Jembatan yang sudah berusia puluhan tahun tersebut, menurut warga yang tinggal disekitar jarang sekali mendapat perbaikan baik dari pemerintah.
SRIPOKU.COM, LUBUKLINGGAU -- Keberadaan jembatan gantung yang berada di Kelurahan Batu Urip Taba dan Kelurahan Moneng Sepati, yang membentang di atas Sungai Kelingi saat ini kondisinya memprihatinkan. Tidak jarang, setiap warga yang hendak melintas ketar-ketir akibat tidak adanya besi pengaman dan banyak lantai yang mulai bolong, sehingga mengkhawatirkan terjun kedalam sungai.
Kedua jembatan yang setiap harinya menjadi jalur alternatif bagi warga yang beraktivitas, memiliki panjang sekitar 100 meter dan hanya bisa dilalui oleh satu sepeda motor. Bangunan jembatan yang hanya terbuat dari lempengan besi, tampak diikat dengan dua utas tali tambang yang ditanam ketanah dengan cara dicor semen. Bahkan, apabila ada dua kendaraan yang berpapasan, mau tidak mau salah satu kendaraan harus mengalah.
Jembatan yang sudah berusia puluhan tahun tersebut, menurut warga yang tinggal disekitar jarang sekali mendapat perbaikan baik dari pemerintah atau penanggung jawab perusahaan yang membuat. Bukan itu saja, besi-besi yang sejatinya menyangga bangunan utama sudah banyak hilang diduga dicuri oleh oknum tak bertanggung jawab.
Irman Dinata warga yang tinggal di Kenang ini menjelaskan, setiap kali hendak melintas dijembatan gantung Batu Urip selalu cemas, bukan tanpa alasan kecemasan dia karena lantai yang sudah keropos dan beberapa titik tampak menyisahkan lobang yang menganga.
"Jembatan yang lantainya berlobang ini sudah lama rusaknya, bahkan saat melintas guncangannya saat terasa seperti melayang, kalau semakin dibiarkan dipastikan akan ada korban jiwa. Maka dari itu segera pemerintah tanggap untuk memperbaikinya," ungkapnya, Rabu (8/10),
Dia menjelaskan, jalur alternatif yang melintasi jembatan gantung tersebut, dinilainya bisa menghemat waktu apabila hendak berpergian menuju kantornya yang berada di wilayah Taba Pingin. "Kalau mau mutar melewati Megang bisa banyak waktu yang dihabiskan, belum ketemu macet di Simpang RCA, nah kalau kita motong jalan lewat jembatan hanya butuh 10 menit saja kekantor," kata dia.
Sementara itu, Walikota Lubuklinggau SN Prana Putra Sohe menjelaskan, pemerintah Lubuklinggau berencana akan melakukan perbaikan disetiap jembatan gantung yang ada. Namun, perbaikan tersebut tidak bisa langsung dilakukan karena terkendala anggaran yang ada.
"Pasti kita rehab (jembatan), untuk prosedur perbaikan itu kan harus ada tahapan, dan menggunakan dana APBD. Tapi untuk 2015 ini akan saya masukan," terangnya.
Dia menyayangkan, jembatan gantung yang semestinya digunakan oleh pejalan kaki, sejak beberapa tahun terakhir beralih fungsi menjadi perlintasan kendaraan roda dua, otomatis beban konstruksi yang diperuntukan untuk tidak dilalui kendaraan lama kelamaan akan rusak akibat over kapasitas.
Bahkan untuk memecah padatnya arus lalulintas, Pemkot juga tengah membangun proyek Multiyears pembangunan jembatan Kelingi persis disamping jembatan gantung Kelurahan Batu Urip. "Ini sedang dalam tahap pembangunan, biaya yang sudah disediakan sebanyak Rp 27 Miliar. Kedepannya, pemerintah akan membuat beberapa jembatan yang dinilai strategis untuk memecah kemacetan, tapi tidak semua wilayah yang dilalui sungai akan dibangun, hanya diperbaiki saja yang sudah ada," pungkasnya. (TS)