Yani Ambruk Diberondong Tembakan Mantan Suami Istrinya

Zul tiada lain merupakan mantan suami Sri yang berperangai keras dan mudah marah.

Editor: Soegeng Haryadi
ISTIMEWA
Ilustrasi 

SRIPOKU.COM, CIREBON - Ahmad Yani (38) langsung ambruk begitu peluru dari senjata api rakitan yang ditembakkan Zul (36) bersarang di dadanya, Sabtu (22/2/2014) petang. Warga Harjamukti, Kota Cirebon, itu pun langsung meninggal dunia tak lama setelah tubuhnya roboh ke tanah.

Istri Ahmad Yani, Sri Sulastri (34) yang mendengar suara tembakan langsung lari ke arah sumber suara. Ia pun melihat tubuh sang suami telah roboh. Saat ditolong, ternyata Ahmad Yani sudah tak bernyawa. Dengan dibantu warga, Sri langsung membawa jasad suami ke RSUD Gunung Jati, Kota Cirebon.

Ditemui di kamar mayat RSUD Gunung Jati, Sri mengatakan, suaminya ditembak Zul sebanyak lima kali. Zul tiada lain merupakan mantan suami Sri yang berperangai keras dan mudah marah. Karena perangainya itu pula, kata Sri, Zul pernah dipenjara dua tahun gara-gara membacok pamannya.

Menurut Sri, penembakan itu terjadi di halaman rumah kakak Zul, Heri (40) di Perumahan Bukopin Blok W, Desa Kepompongan, Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon. Ketika itu, katanya, dia, suami dan dua anak hasil pernikahan dengan Zul diajak Zul bersilaturahmi ke rumah Heri. Mereka pun mau. Di rumah tersebut, Zul, Heri, dan Sri berbincang soal anak, sementara Ahmad Yani tak ikut-ikutan.

"Tadinya dia (Zul) datang ke rumah saya di Harjamukti sekitar pukul 09.00. Dia bilang ingin ketemu anak-anak. Kemudian kami ngobrol, dan dia minta agar anak-anak tinggal bersamanya. Tapi saya menolak," kata Sri.

Sri punya alasan mengapa tak mengizinkan kedua anaknya tinggal bersama mantan suami. Pada Desember 2013, anak sulungnya dianiaya oleh Zul sebanyak tiga kali. Sri pun takut hal serupa terulang kembali.

Mendengar jawabannya, kata Sri, kemudian sekitar pukul 13.00 Zul mengajak kedua anaknya, Sri, serta Yani bersilaturahmi ke rumah Heri di Kepongpongan, Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon. Sri dan Yani pun setuju.

Namun, kata Sri, di saat semua terlibat obrolan soal anak, tiba-tiba Zul mendekati Yani dan memukulnya. Padahal ketika itu, ujar Sri, Yani diam dan tak ikut campur dalam obrolan soal anak.

Zul dan Yani pun terlibat keributan. Zul tiba-tiba mengeluarkan senjata api rakitan. Yani pun berupaya menghindari keributan lebih dahsyat dengan cara lari ke luar rumah. "Namun tak lama terdengar lima kali tembakan di luar. Saya kaget, langsung lari ke luar ternyata suami saya jatuh ke tanah dengan luka tembak di dada," kata Sri, lirih.

Saat berada di luar, kata Sri, ia sudah tak melihat Zul. Diduga Zul langsung melarikan diri sesaat setelah menembakkan senjata api ke dada Yani.

"Saya tak habis pikir mengapa Yani ditembak. Mengapa tak saya saja. Dia kan tak tahu apa-apa. Kalau ketemu (Zul), saya akan tusuk. Saya tidak terima suami mati ditembak," kata Sri dengan nada tinggi di hadapan jasad Yani di kamar mayat RSUD Gunung Jati.

Wakil Kepala Polres Cirebon, Kompol Alfred Ramses Sianipar membenarkan telah terjadi penembakan terhadap warga di Kepongpongan hingga menyebabkan meninggal dunia. Menurutnya, polisi menemukan lima proyektil di TKP. Diduga tersangka menembak dengan senjata api rakitan.

"Motif penembakan belum diketahui karena kasusnya masih dalam penyelidikan," kata dia.

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved