Terpantau 14 Titik Api di Musirawas
Agustus dan September diperkirakan curah hujan menurun dan merupakan puncak kemarau, sehingga kebakaran hutan dan lahan akan meningkat.
Penulis: Ahmad Farozi | Editor: Soegeng Haryadi
SRIPOKU.COM, MUSIRAWAS – Kepala Dinas Kehutanan Musirawas Nawawi didampingi Humas Dinas Kehutanan Arief Chandra mengatakan, pihaknya kini makin meningkatkan kewaspadaan dan siaga dalam menghadapi ancaman kebakaran dan lahan. Mengingat pada bulan Agustus dan September diperkirakan curah hujan menurun dan merupakan puncak kemarau, sehingga ancaman kebakaran hutan dan lahan akan meningkat.
”Kebakaran hutan perlu perhatian dan penanganan serius, karena merupakan salah satu faktor penyebab utama dari degradasi (penurunan kualitas dan kuantitas luasan hutan). Karena itu, dengan sumber daya yang ada kami terus melakukan pemantauan dan mersepon setiap laporan dari masyarakat, terkait kebakaran hutan. Baik laporan langsung maupun SMS melalui call centre yang sudah kita luncurkan,” katanya.
Dijelaskan, terkait dengan kebakaran hutan di Musirawas, selama kurun waktu bulan Juli 2013, terdeteksi sebanyak 14 titik api (hotspot) yang tersebar di 10 kecamatan. Data itu diperoleh satelit Terra dan Aqua MODIS yang dikelola University of Maryland USA. Dari 10 kecamatan yang terdeteksi, titik api terbanyak ada di Kecamatan Karang Dapo sebanyak 4 titik, selanjutnya Kecamatan Muarabeliti 2 titik.
Sedangkan delapan kecamatan lainnya, yaitu Kecamatan Bulang Tengah Suku (BTS) Ulu, Nibung, Muaralakitan, Rupit, Rawasilir, Rawasulu, Tuah Negeri dan Kecamatan Muarakelingi masing-masing terdapat 1 titik api. Dari pantauan satelit, titik api terbanyak muncul pada 28 Juli 2013, yaitu sebanyak 6 titik api.