Pembangunan Double Track di Sumsel Rampung 2014

Proyek pembangunan jalur kereta api ganda dari Stasiun Niru Penimur, Muaraenim ke Tanjung Enim, Sumsel, diharapkan tahun 2014 selesai.

Editor: Soegeng Haryadi
ISTIMEWA
Ilustrasi 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Proyek pembangunan jalur kereta api ganda sepanjang 80 kilometer dari Stasiun Niru Penimur, Kabupaten Muaraenim ke Tanjung Enim, Sumatera Selatan, sudah dimulai sejak Januari 2013 yang diharapkan tahun 2014 selesai.

Kepala PT Kereta Api Indonesia Divisi Regional III (PT KAI Divre III) Sumatera Selatan, Suseno di Palembang, Selasa (6/8/2013) kemarin menjelaskan, pembangunan jalur kereta api ganda itu hingga saat ini telah menyelesaikan tahap pertama yakni dari Stasiun F6 Prabumulih ke Stasiun Niru sepanjang 20 kilometer.

Sementara pembangunan tahap dua yakni jalur ganda kereta api dari Stasiun Niru ke mulut tambang batu bara di Tanjung Enim.

"Total jarak dari proyek jalur ganda PT KAI ini sepanjang 80 kilometer, pekerjaan yang pertama telah selesai dan sudah digunakan untuk kereta api (KA) mengangkut penumpang dan batu bara," katanya.

Proyek pembangunan ditargetkan rampung pada akhir 2013 itu terpaksa tertunda karena banyak kendala dialami antara lain faktor alam terjadi longsor dan lainnya sehingga diharapkan selesai tahun 2014 yang tujuannya untuk mengurangi kepadatan jalur lalu lintas akibat angkutan batu bara.

Di samping itu juga dilakukan pembangunan rel kereta api ganda dari Stasiun Giham - Ketapang arah Provinsi Lampung sepanjang 40 km, dan pembangunan fasilitas pendukung sebanyak delapan unit stasiun kereta api baru yang diharapkan efektif selesai tahun 2014.

PT KAI membuat suatu perencanaan pembangunan jalur ganda dengan total Rp4 trilun untuk mengangkut batu bara dari mulut tambang di Tanjung Enim.

"Jika sudah digunakan maka terjadi efisiensi waktu tempuh, biasanya 6-7 jam dari Palembang ke Tanjung Enim, nanti hanya 4-5 jam saja," katanya.

Bila jalur kereta api ganda itu selesai diharapkan angkutan penumpang dan barang khususnya batu bara akan semakin lancar, karena perjalanan antara kereta barang dengan penumpang terpisah.

"Kalau sebelumnya, masing-masing kereta bila terjadi perlintasan antara satu kereta harus ada yang menunggu, namun setelah dibangun jalur ganda tidak akan ada lagi saling menunggu," katanya.

Disinggung mengenai kelancaran angkutan batu bara dari mulut tambang Tanjung Enim, Kabupaten Muaraenim (Sumsel) menuju Tarahan (Lampung) dan ke Kertapati (Palembang) menggunakan jasa kereta api batu bara rangkaian panjang (babaranjang) sekarang mencapai 18,5 juta ton per tahun, kata Suseno di dampingi Kabid Hubungan Masyarakat PT KAI Divre III Sumsel, Bambang S Prayitno.

Menurut Suseno, dengan selesainya dibangun jalur kereta api ganda itu diharapkan volume angkutan batu bara dapat ditingkatkan hingga mencapai 22,7 juta ton per tahun.

"Kami akan terus berupaya meningkatkan volume angkutan batu bara, sehingga suatu saat produksi salah satu hasil tambang andalan Sumsel tersebut akan lebih banyak lagi," katanya.

Bahkan Gubernur Sumsel Alex Noerdin setiap kesempatan mengatakan suatu saat produksi batu bara Sumatera Selatan pada puncaknya akan mencapai 100 juta ton per tahun, karena potensi cadangan dimiliki cukup besar.

Menurut dia, cadangan batu bara Sumsel cukup besar mencapai 22,24 miliar ton, sementara yang baru bisa dimanfaatkan hingga saat ini kisaran 18 juta ton per tahun.

Menurut gubernur, potensi batu bara yang melimpah itu akan diupayakan dimanfaatkan untuk kemakmuran rakyat khususnya masyarakat Sumatera Selatan. (ant)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved