Citizen Journalism

Wiwiet Tatung Ngobrol dengan Penjual Martabak

Amal sadar disampingnya ada seorang perempuan yang tiap hari dia lihat di spanduk dan baner yang dipasang di ruas-ruas jalan.

Editor: Soegeng Haryadi
zoom-inlihat foto Wiwiet Tatung Ngobrol dengan Penjual Martabak
TIM MEDIA ESP-WIN
Wiwiet Tatung saat sedang berbincang dengan seorang penjual martabak di Kota Lahat, Kamis (28/3/2013) malam.
LAHAT - Amal (22). Pemuda asal Kota Tegal, Jawa Tengah penjual  martabak di sisi jalan utama kota Lahat. Tangannya sangat cekatan mengolah tahap demi tahap makanan khas India itu sehingga siaap untuk dimasak dan disantap  pembeli.

Bersama temannya, Kamis malam (28/3) beberapa pembeli menunggu pesanan martabak buatannya. Ternyata satu diantara pembeli itu Wiwiet Tatung, calon Wakil Gubernur Sumsel yang diusung PDI Perjuangan. 

Malam belum begitu larut. Jarum jam baru berputar di angka 22.25. Amal sadar disampingnya ada seorang perempuan yang tiap hari dia lihat di spanduk dan baner yang dipasang di ruas-ruas jalan.

"Ibu Wiwiet ya," katanya dengan mata berbinar. 

Wiwietpun tersenyum. Tangan Amal  terhalang untuk bersalaman karena  sedang mengolah adonan jualannya.

Wiwet kemudian membuka percakapan dengan Amal. Dialogpun mengalir diantara mereka di tengah pekatnya malam. "Saya ini cuma buruh Ibu. Gaji saya cuma  Rp 500 ribu perbulan. Saya merantau dari Tegal karena ingin membantu orang tua,' kata Amal dalam bahasa Jawa.
  
Wiwiet terharu mendengarnya. Betapa tidak, Amal adalah potret buruh yang bekerja pada orang lain dengan gaji di bawah UMR. "Dengan pendapatan di bawah UMR ini kita jadi prihatin. Kelak jika ESP dan Win diberi amanah oleh rakyat untuk memimpin Sumsel kami akan  memperhatikan hal ini. Paling tidak Amal dia bisa punya modal untuk buka usaha sendiri," kata Wiwiet.

Dialog singkat ini berlangsung sendu ditengah rintik hujan yang membasahi kota Lahat sejak sore hari. 

Tak terasa, pesanan Wiwiet sudah selesai dikemas. Satu martabak sayur dan dua martabak manis. Sebelum pergi Wiwiet menitip pesan agar tetap semangat bekerja. 

Wiwiet mengelus pundak Amal dengan haru seraya berlalu. Wiwiet pergi diantara pekatnya malam dengan mimpi ingin membantu Amal dan amal-amal lainnya yang punya nasib sama.  

Pengirim:
Tim Media ESP-Win
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved