Drainase Prabumulih Menghawatirkan
Eddy Rianto kembali mengingatkan, kepada pemerintah agar membangun dranase disetiap jalan yang ada di Kota
Penulis: Andri Yanto | Editor: Hendra Kusuma
Baru sekitar 20 persen saja jalan yang memiliki drainase. Selain itu kondisi keberadaan drainase-drainase tersebut sudah tidak layak lagi, karena banyak mengalami kerusakan.
Mirisnya lagi Eddy Rianto menjelaskan, drainase yang sudah ada tersebut kini kondisinya banyak yang tidak terawat, hancur serta tersumbat. Akibatnya, apabila terjadi hujan akan terjadi genangan air atau banjir disejumlah sudut kota terutama dikawasan Pasar Inpres Prabumulih dan sekitarnya.
"Saluran drainase yang ada saat ini pun, kata Eddy, sebagian besar merupakan peninggalan Kabupaten Muara Enim. Kalian lihat sendiri, rata-rata drainase yang ada itu peninggalan dari Muara Enim bukan hasil pembangunan Pemkot (Pemerintah Kota) Prabumulih,” katanya.
Selain berdampak membuat air menjadi tergenang, politisi dari Partai Nasional Banteng Kerakyatan Indonesia (PNBK I) ini menjelaskan minimnya sarana drainase disisi kiri dan kanan jalan tersebut juga menjadi salah satu factor penyebab rusaknya jalan-jalan yang dibangun oleh pemerintah.
“Sepertinya pemerintah kurang memperhatikan hal ini, atau perencanaannya yang kurang. Kita telah berulang kali mengingatkan kepada mereka, agar selalu membuat drainase disetiap perbaikan jalan sehingga tidak terjadi genangan air dan jalan menjadi awet tidak mudah rusak,”ujarnya.
Eddy Rianto kembali mengingatkan, kepada pemerintah agar membangun dranase disetiap jalan yang ada di Kota Prabumulih ini. “Selain dapat mencegah banjir, drainase juga bias membuat jalan menjadi awet,”jelasnya.