Viral Potensi Gempa Besar disertai Tsunami Selatan Jawa, Ahli Ingatkan Warga Lakukan 4 Hal Ini
Dalam pekan ini kabar tentang potensi gempa besar bermagnitudo 8,8, disertai gelombang tsunami setinggi 20 meter banyak tersiar di media sosial.
SRIPOKU.COM - Dalam pekan ini kabar tentang potensi gempa besar bermagnitudo 8,8, disertai gelombang tsunami setinggi 20 meter banyak tersiar di media sosial.
Namun, masyarakat tidak perlu panik berlebih atas informasi tersebut. Ada baiknya masyarakat lebih mengoptimalkan langkah-langkah mitigasi guna mengupayakan keselamatan.
• Berita Palembang: Sumatera dan Jawa Berpotensi Diguncang Gempa Besar. Ini Kata BMKG Palembang
• Gempa 6.0 SR Guncang Bali, Ini Analisis dan Peringatan Kepala Pusat Gempabumi & Tsunami BMKG
Berikut 4 cara menyikapi kabar potensi bencana besar menurut para ahli.
1. Siap siaga melalui aplikasi InaRISK
Tampilan awal laman Inarisk jika dibuka melalui laman website. (inarisk.bnpb.go.id)
Menyikapi informasi potensi bencana besar, seperti gempa bumi, tsunami, dan lainnya, masyarakat diimbau untuk tidak khawatir dan segera mempelajari soal kesiapsiagaan bencana.
Salah satunya dengan mengakses aplikasi untuk mengetahui risiko bencana yang dapat terjadi di wilayah pengguna, yakni aplikasi InaRISK.
Aplikasi ini bisa diunduh oleh pengguna ponsel di laman https://inarisk. bnpb.go.id.
Ketika pengguna memasukkan nama wilayah dan memilih jenis bencana yang ingin diketahui indeks risikonya, aplikasi InaRISK akan menampilkan bentuk peta digital dalam gradasi warna berbeda.
Tidak hanya menyajikan informasi seputar risiko bencana, InaRISK juga berisi informasi tentang cara pencegahan dan langkah penyelamatan yang harus dilakukan oleh warga ketika berada di wilayah yang berpotensi bencana.
Baca juga: Soal Potensi Tsunami Selatan Jawa, Jangan Hanya Cemas, Belajar Siap Siaga melalui Aplikasi Ini
2. Ingat Rumus 20-20-20
Selain itu, saat mengetahui adanya potensi gempa besar di sekitar wilayah tempat warga tinggal, pihak Badan Nasional Penanggulangan Bencana ( BNPB) menyampaikan agar masyarakat mampu menerapkan prinsip 20-20-20, khususnya warga yang tinggal di bibir pantai.
Pelaksana Harian (Plh) Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB, Agus Wibowo mengungkapkan bahwa prinsip 20-20-20 merupakan salah satu sikap mitigasi ketika gempa M 8,8 terjadi.
"Kalau warga merasakan gempa selama 20 detik, setelah selesai (guncangan) warga harus segera evakuasi, karena di pantai akan datang tsunami dalam 20 menit, lari ke bangunan yang ketinggiannya minimal 20 meter," ujar Agus kepada Kompas.com, Sabtu (20/7/2019).