Berita Palembang
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) di Kota Palembang Naik Dinilai tak Tepat, Ini Penjelasan Pengamat
Gonjang ganjing mengenai kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Kota Palembang terus berlanjut. Beberapa warga menahan diri dulu untuk pembayaran
Penulis: Yandi Triansyah | Editor: Welly Hadinata
Laporan wartawan Sripoku.com, Yandi Triansyah
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Gonjang ganjing mengenai kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Kota Palembang terus berlanjut.
Beberapa warga menahan diri dulu untuk pembayaran, mengingat angka kenaikan diluar dari perkiraan mereka.
Pengamat Kebijakan Publik Universitas Sriwijaya Dr Andreas Leonardo SIP MSi, mengatakan, jangan bebani rakyat terus terusan dengan pajak dan retribusi.
• Kebakaran di Lorong Hijriah 1 Ulu Laut Kertapati Diduga Akibat Tabung Gas yang Meledak
• BREAKING NEWS: Kebakaran di Lorong Hijrah 1 Ulu Laut Kertapati
• Inilah Rahasia Ananda Hafidh Rifai, Siswa Peraih Nilai UN Sempurna tanpa Program Bimbel
Apalagi dalam mengambil kebijakan menaikan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) tanpa sosialisasi tanpa melibatkan stakeholder lainnya.
"Seharusnya pemkot melakukan kajian undang stakeholder DPRD masyarakat sebelum memutuskan ada kenaikan PBB," kata Andreas, Rabu (15/5/2019).
Menurut dia, seharusnya pemerintah cerdas mengelola sumber pendapatan daerah dari sektor lainnya. Misalnya
pariwisata, perdagangan dan pelayanan jasa lainnya.
"Revitalisasi pariwisata dipalembang lebih baik daripada pengambilan sumber pendapatan dari PBB," kata dia.
• Lama Tak Muncul di Majalah Dewasa, Diam-diam Model Cantik Ini jadi Mualaf, Nasibnya Sekarang Begini
• Kailani Johnson Jadi Peselancar Putri Indonesia Pertama yang Lolos Ke Liga Selancar Dunia
• Dekat dengan Pria Turki, Kemampuan Bahasa Inggris Ayu Ting Ting Buat tak Percaya, Pantes Akrab!
Andreas mengatakan, Pemda harus mampu membangun investasi yang besar di kota Palembang, apalagi dengan status kota Palembang kota internasional.
"Banyak pariwisata air, sejarah, religi banyk kalau mau direvitalisasi," kata dia.
Seharusnya kata dia, pendapatan daerah fokus pada perdagangan dan jasa.
Apalagi Palembang sudah punya modal kota olahraga, kerajaan Sriwijaya , hasilnya sudah melimpah.
"PBB tidak pas di tengah pendapatan per kapita masyarakat masih rendah," kata dia.
====