Berita Palembang
Sah-Sah Saja Politik Dinasti yang Dibangun Seorang Kepala Daerah, Tapi Secara Etika ?
Dari segi etika, mencalonkan anak atau ponakan menjadi anggota legislatif tidak layak, karena akan memunculkan image negatif di masyarakat,
Penulis: Yandi Triansyah | Editor: Tarso
Laporan wartawan sripoku.com, Yandi Triansyah
SRIPOKU.COM, PALEMBANG -- Pengamat Politik dari Stisipol, Ardiansyah menilai tak ada masalah dari sisi aturan anak atau ponakan kepala daerah dan pejabat lainnya ikut dalam kontestasi politik.
Menurut dia, selagi persyaratan bisa terpenuhi, sah-sah saja keluarga kepala daerah untuk ikut mencalonkan diri sebagai senator.
"Dari sisi demokrasi dan aturan tidak ada masalah. Sah-sah saja kalau ada anak keponakan kepala daerah yang ikut mencalonkan diri sebagai legislatif," kata Ardiansyah, Rabu (9/5) saat dihubungi.
Namun dari segi etika, mencalonkan anak atau ponakan untuk maju menjadi anggota legislatif tidak layak.
Karena akan memunculkan image negatif di masyarakat, fenomena itu sebagai politik dinasti yang sedang dibangun oleh kepala daerah.
• Hasil UNBK SMK Bukit Asam Tanjungenim, Menduduki Peringkat Kedua Tingkat Provinsi Sumsel
• Jalan Amblas di OKU Selatan Membahayakan Pengendara dan Warga Sulit Mengeluarkan Hasil Panen
• Agar Cintanya Bisa Diterima, Pemuda Beristeri di Lahat Ini Coba Perkosa Perawat Cantik Dicintainya
Ardiansyah mengatakan, dinasti politik sangat tidak sehat bagi perkembangan demokrasi. Sebab jika banyak dinasti yang menempati pos pos legislatif maka bisa menyebabkan kurangnya pengawasan untuk eksekutif.
"Dinasti tidak sehat bagi demokrasi kita," kata dia.
Namun mencalonkan keluarga mulai dari anak hingga ponakan menjadi senator jalan pintas yang sangat pragmatis.
Sebab hanya butuh finansial yang cukup dan kekuasaan yang sedang dijalani bisa mudah melengang untuk menduduki kursi legislatif.
"Kalau mencalonkan sebagai anggota dewan kan tidak butuh golongan kepangkatan tidak butuh asesmen dan sebagainya yang penting finansial cukup sudah bisa. Dan jalan mudah untuk menjadi tenar," kata dia.
Adanya penomena ini kata dia akan merugikan masyarakat. Sebab masyarakat yang tak memiliki finansial yang baik namun memiliki kemampuan yang baik belum bisa terpilih.