Pemilu 2019
Caleg Stres akibat Kalah Pemilu Belum Ada Dirawat di RSJ Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan
Caleg Stres akibat Kalah Pemilu 2019 Belum Ada yang Dirawat di RSJ Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan
Penulis: Odi Aria Saputra | Editor: Sudarwan
Caleg Stres akibat Kalah Pemilu Belum Ada yang Dirawat di RSJ Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan
Laporan wartawan Sripoku.com, Odi Aria Saputra
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Kendati pihak Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan telah siap menampung caleg stres akibat gagal menang pada Pemilu 2019, namun nyatanya hingga kini belum ada caleg yang menginap atau bahkan sekadar konsultasi akibat kegagalannya.
Kepala Instalasi Humas dan Pelayanan Pengaduan RS Ernaldi Bahar, Iwan Adyantoro, mengatakan hingga saat ini belum ada caleg yang dibawa ke RSJ akibat stres uang banyak habis tetapi gagal duduk di parlemen.
Pihaknya pun mengaku sudah sejak jauh hari menyiapkan diri apabila ada caleg stres yang hendak dirawat di sana.
"Sampai saat ini belum ada yang masuk atapun mendaftar. Mungkin pihak keluarga ataupun si caleg masih malu-malu untuk konsul ke RS Ernaldi Bahar," ujarnya kepada Sripoku.com, Rabu (24/4/2019).
• Ratusan Massa Komando Perang Pendukung Prabowo-Sandi Geruduk KPU Palembang, Tuntut Diskualifikasi
• BREAKING NEWS: HOAX, Beredar Info Gedung KPU Daerah Sumsel di Jakabaring Palembang Dibakar Massa
• BREAKING NEWS : Dua Terdakwa Kasus Pembunuhan Sopir Taksol Grab Divonis Hukuman Mati
Menurutnya, para caleg yang gagal dalam pesta demokrasi tersebut pada umumnya mengalami depresi saja dan tidak sampai masuk tahapan stres berat.
Maka dari itu kebanyakan pihak keluarga lebih memilih merawatnya di rumah hingga kondisinya membaik ketimbang membawa ke RSJ.
"Biasanya para caleg itu hanya sebatas depresi saja. Jika sudah stres berat mungkin baru pihak keluarga mau membawanya," tegas Iwan.
Diakuinya, sama seperti pada pemilu sebelumnya pihak RS Ernaldi Bahar belum menerima adanya laporan caleg yang dirawat.
Meski demikian, pihaknya sudah menyiapkan kamar mulai dari kelas VIP hingga kelas tiga jika ada caleg yang mau dirawat.
Sementara itu pihaknya juga telah menyiapkan sembilan orang tenaga ahli dan lima orang psikolog.
Jika ada caleg yang masuk Iwan menjelaskan pihaknya memberikan hak sama seperti pasien lainnya, termasuk merahasiakan identitas apabila pihak keluarga menginginkan hal tersebut.
"Tak ada perbedaan khusus, caleg juga akan kita perlakuan sama. Kalau mau identitasnya dirahasiakan boleh saja karena itu sepenuhnya hak pasien," ungkapnya.