Jelang Ramadhan ,Dinkes Palembang Minta Produsen Tak Campur Bahan Berbahaya ke Makanan
Dinkes Palembang Minta Penjual Takjil dan Produsen tak Campur Bahan Berbahaya ke Makanan, Bakal Sidak Tiap Hari, Sanksi Tegas Menanti
Penulis: Reigan Riangga | Editor: Budi Darmawan
Laporan Wartawan Sripoku.com, Reigan
SRIPOKU.COM, PALEMBANG – Bulan Ramadan tinggal menghitung hari. Untuk itu makanan ringan berbuka puasa hingga takjil akan diburu oleh masyarakat khusunya di Kota Palembang, Jumat (19/4/2019).
Guna mencegah hal tak diinginkan terjadi, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Palembang mewarning kepada penjual takjil dan produsen makanan agar jangan sampai mencampur bahan- bahan berbahaya kedalam makanan yang akan dikonsumsi masyarakat.
Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Palembang, dr Alfarobi mengatakan, makanan yang rentan dicampur bahan bernahaya, seperti berformalin adalah makanan basah misalnya, tahu, mie kuning, dan lain sebagainya yang dikonsumsi sebagai makanan untuk berbuka puasa.
• Tradisi Ruwahan : Kirim Doa untuk Orang Meninggal di Bulan Syakban, Bagaimana Menurut Islam?
• Aksi Pelaku Pencurian Kotak Amal Masjid Al Jatsiyah Palembang Terekam Kamera CCTV
Selain itu, kata Alfarobi Baik agen dan pedagang diharapkan untuk tidak sembarangan menjual daging kepada masyarakat. Sebab, masyarakat yang mengkonsumsi daging beku tidak dari lemari pendingin, berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan.
“Untukl itu kita khususkan memberi himbauan ini ke pedagang-pedagang pasar bahwasannya jangan mencampur bahan-bahan berbahaya ke dalam makanan serta menjual daging sembarangan yang tidak dari lemari pendingin," ungkap Alfarobi dikonfirmasi, Jumat.
Memasuki bulan puasa, lanjutnya, pihaknya bakal melakukan sidak juga di tiap mall-mall secara rutin bahkan setiap hari, karena dikhawatirkan akan ditemukan bahan makanan yang kedarluarsa.
"Himbauan tadi juga berlaku kepada penanggungjawab mall, jangan sampai ada bahan makanan yang berbahaya jika dibeli masyarakat. Lokasi mallnya akan ditentukan bidang Kesmas Dinkes kota Palembang," jelasnya.
Sedangkan untuk lokasi pasar bedug sama seperti tahun lalu, sepeti di kawasan Cinde, BKB Palembang serta dibawah Jembatan Ampera.
"Kalau ada lokasi lain nanti Bidang kesmas yang akan mengatur, tapi kalau lokasi Pasar Bedug tahun lalu pasti akan berdiri lagi tahun ini," jelasnya.
• Gubernur Sumsel H Herman Deru Minta Didoakan agar Tetap Istiqomah Jalankan Tugas
• Video Pleno Kecamatan IB I Ditunda 20 April, Pemantau Pleno Tidak Boleh Masuk Ruangan
Mengantispasi masyarakat mengonsumsi bahan berbahaya seperti formalin, masyarakat dihimbau harus lebih jeli untuk membedakan makanan yang menggunakan formalin dan yang tidak.
"Kalau perlu tanya ke pedagang apakah makanan tersebut masih baru atau sudah berhari-hari. Karena membedakan makanan berformalin hanya dari melihat maupun mencium baunya akan susah, lantaran itu harus pakai alat," jelas dia.
“apabila ada pedagang atau produsen yang kedapan masih menggunakan bahan berbahaya kedalam makanan, sanksinya tentu mereka akan kita stop izin serta tak diizinkan lagi untuk berdagang,” kata dia.